Maka itu, senada dengan David, ia berpendapat kenaikan penerimaan PPN tak bisa jadi indikator perbaikan konsumsi. Kenaikan tersebut lebih mencerminkan kepatuhan penyetoran PPN.

(Baca juga: Dua Sektor Ini Pendorong Penerimaan Pajak Tumbuh Dua Digit)

Sementara itu, Direktur Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, banyak aktivitas konsumsi domestik yang tidak tercermin dari PPN, khususnya yang bersifat informal dan menengah ke bawah. Menurut dia, PPN lebih banyak menggambarkan aktivitas ekonomi formal dan menengah atas.

”Artinya pertumbuhan PPN saja tidak serta merta menentukan bahwa aktivitas konsumsi domestik di Indonesia secara agregat mengalami pemulihan,” ujar dia.

Meskipun penerimaan PPN tumbuh double digit, tapi Faisal mengatakan, pertumbuhan PPN sebetulnya tidak sebaik tahun lalu. Pada kuartal I 2018, pertumbuhan PPN dan Pajak Penjualan Barang atas Barang Mewah (PPnBM) tercatat sekitar 15,2% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan kuartal I 2017 yang mencapai 17,5%.

Halaman: