Indonesia Tetap Diminati Asing meski S&P Tak Naikkan Peringkat

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
24/3/2017, 18.05 WIB

(Baca: Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Penuhi Syarat Kenaikan Peringkat dari S&P)

Menurut dia, kondisi ini sudah menunjukkan persepsi investor terhadap perekonomian Indonesia positif. Bahkan, Credit Default Swap (CDS) juga menunjukkan penurunan. CDS merupakan alat ukur risiko investasi di suatu negara. "CDS Indonesia itu juga menunjukkan persepsi, juga membaik. Jadi itulah yang sebenarnya kenapa kami lihat situasi pasar surat utang juga baik," ujarnya.

Selain menemui BI pada hari ini, perwakilan S&P juga sudah bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Darmin menyatakan, S&P memang setiap tahun datang ke Indonesia untuk menemui pejabat pemerintah dan melakukan penilaian terhadap perekonomian negara ini.

(Baca: Indonesia Berpeluang Segera Raih Peringkat Layak Investasi dari S&P)

Meski begitu, hingga saat ini S&P belum menyematkan peringkat layak investasi kepada Indonesia. Bandingkan dengan dua lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moody's Investors Service dan Fitch Ratings, yang sejak lebih setahun terakhir telah memberikan peringkat investment grade kepada Indonesia.

Karena itu, Darmin menyatakan, sebenarnya tidak ada lagi alasan bagi S&P untuk menyematkan status tersebut. "Sudah berlebihan kalau S&P tidak menaikkan. Sudah terlambat enam tahun," katanya di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/3).

Halaman: