Bank Dunia Naikkan Status Indonesia, Apa Keuntungannya?

Arief Kamaludin | Katadata
Bank Dunia memasukkan Indonesia ke dalam negara berpendapatan menegah atas dari sebelumnya berpendapatan menengah ke bawah.
Penulis: Sorta Tobing
2/7/2020, 12.04 WIB

Apa Beda PDB dan GNI?

Ekonom Faisal Basri dalam blog pribadinya pernah menjelaskan perbedaan antara PDB atau GDP dan pendapatan nasional bruto atau gross national income. PDB merupakan seluruh pendapatan penduduk, perusahaan, dan pemerintah selama periode tertentu, termasuk di dalamnya pendapatan warga asing.

Sementara, GNI menghitung seluruh pendapatan warga negara Indonesia, termasuk yang bekerja di luar negeri tetapi tak menghitung pendapatan warga negara asing yang bekerja di Indonesia.

Untuk kasus Indonesia, menurut Faisal, PDB per kapita lebih tinggi dari PNB per kapita. Hal ini lantaran upah warga negara asing yang bekerja di Indonesia rata-rata lebih tinggi dibandingkan warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri.

(Baca: Sri Mulyani Nilai Bantuan Multilateral Tak Cukup untuk Tangani Pandemi)

Keuntungan Kenaikan Status RI

Klasifikasi pendapatan negara berdasarkan GNI ini dapat digunakan sebagai salah satu faktor untuk menentukan suatu negara memenuhi syarat dalam menggunakan fasilitas dan produk Bank Dunia termasuk loan pricing atau harga pinjaman.

Kementerian Keuangan dalam pernyataan tertulisnya mengatakan kepercayaan serta persepsi investor, mitra dagang, mitra bilateral, dan mitra pembangunan atas ketahanan ekonomi Indonesia akan lebih kuat seiring dengan peningkatan status ini.

Selain itu, kenaikan status juga merupakan bukti atas ketahanan ekonomi Indonesia serta kesinambungan pertumbuhan yang selalu terjaga dalam beberapa tahun terakhir. “Status ini diharapkan dapat meningkatkan investasi, memperbaiki kinerja current account, mendorong daya saing ekonomi, dan memperkuat dukungan pembiayaan,” tulisnya.

(Baca: Sri Mulyani: Krisis Covid-19 Dorong Reformasi Kebijakan Lebih Ambisius)

Kenaikan status tersebut turut menjadi landasan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045. Pemerintah meyakini target itu dapat tercapai dengan penguatan sumber daya manusia melalui pendidikan, program kesehatan, dan perlindungan sosial.

Pembangunan infrastruktur, memperkaya inovasi dan teknologi, memperbaiki kualitas layanan, dan meningkatkan efisiensi proses bisnis serta menjaga APBN yang sehat turut menjadi kunci sukses menuju Indonesia Maju 2045.

Kementerian menyatakan Bank Dunia telah memberikan dukungan pembiayaan kepada Indonesia sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,62 triliun untuk penanganan dampak pandemi COVID-19.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto, Agustiyanti, Antara