Rekor Surplus Neraca Dagang Dongkrak Rupiah ke 14.185 per Dolar AS

Arief Kamaludin|KATADATA
Rupiah pagi ini menguat bersama mayoritas mata uang Asia.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/11/2021, 09.51 WIB

Selain terdongkrak kinerja surplus dagang, Ariston juga mengatakan, penguatan nilai tukar terimbas membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko. Ini terlihat dari indeks saham Asia yang bergerak menghijau pagi ini.

Indeks Shanghai SE Composite Cina menguat 0,05%, Hang Seng Hong Kong juga menguat 0,16%, Kospi Korea Selatan 0,14%, Nifty 50 India sebesar 0,04%, Taiex Taiwan 0,1%, Street Times Singapura 0,06%, Thai Set 50 Thailand sebesar 0,46% dan FTSE Bursa Malaysia KLCI 0,21%. Tetapi IHSG melemah 0,53% pagi ini.

Indeks utama Eropa juga menguat pada penutupan semalam. FTSE 100 Inggris menguat 0,05%, Dax Jerman 0,34%, CAC 40 Perancis 0,52% dan Ibex 35 Spanyol sebesar 0,16%. Sedangkan indeks utama AS ditutup merah pada perdagangan semalam. Dow Jones Industrial dan Nasdaq Composite kompak terkoreksi 0,04%, sedangkan S&P 500 stagnan.

Meski demikian, Ariston mengatakan kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi global masih menjadi sentimen yang dapat menahan penguatan rupiah hari ini. Kekhawatiran ini tercermin dari yield obligasi pemerintah AS yang kembali naik dalam beberapa hari terakhir.

"Ini menandakan pasar masih berekspektasi Bank Sentral AS bisa menaikan suku bunga acuannya lebih cepat karena tingkat inflasi AS yang masih meninggi," kata Ariston.

Yield US Treasury untuk semua tenor terpantau naik, teruatam untuk tenor jangka panang. Yield US Treasury tenor 10 tahun kembali naik menjadi 1,63% pada perdagangan kemarin (15/11). Ini merupakan rekor tertinggi sejak pekan terakhir bulan lalu.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said