Rupiah Dibuka Melemah Rp 14.305, Dipicu Keputusan MK Soal UU Ciptaker

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
26/11/2021, 09.33 WIB

Mengutip situs Setkab.go.id, sedikitnya terdapat 49 peraturan turunan dari UU Cipta Kerja ini hingga Februari 2021. Sebagian dari aturan ini berkaitan dengan kemudahan izin berusaha.

 Selain dari ancaman pembatalan UU Cipta Kerja tersebut, sentimen koreksi pada nilai tukar juga karena tapering off kembali mencuat beberapa pekan terakhir.

"Sentimen potensi percepatan pengetatan moneter di AS masih menjadi pendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston.

Pasar mengantisipasi tapering off bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) bisa diakhiri lebih cepat sehingga mendorong kenaikan bunga acuan pada tahun depan.

Kekhawatiran ini setelah notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) awal ini menunjukkan sebagian besar anggota komite siap mempercepat laju pengurangan pembelian asetnya jika inflasi terus memanas.

The Fed berencana memulai tapering off berupa pengurangan pembelian aset mulai akhir bulan ini. The Fed akan mengurangi pembeliannya sebesar US$ 15 miliar dari pembelian rutin US$ 120 miliar.

Pembelian akan dikurangi secara bertahap dan mengakhiri pembelian pada pertengahan tahun depan.

 Kendati demikian, sejumlah pejabat The Fed juga telah menyerukan agar rencana pengurangan pembelian tersebut ditingkatkan sehingga bisa diakhiri lebih cepat.

Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller bahkan menyarankan agar pembelian bisa diakhiri pada April tahun depan.

Selain itu, Ariston mengatakan memburuknya pandemi di Eropa juga memberi tekanan tambahan terhadap rupiah.

Sejumlah negara melaporkan lonjakan kasus sehingga memaksa otortitas negara-negara di kawasan tersebut memberlakukan lockdown.

Kematian di Eropa juga dilaporkan telah meningkat hampir 4.200 per hari, dua kali lipat jumlah yang tercatat pada September lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan kematian di Eropa dapat mencapai 2 juta kematian pada Maret 2022.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said