BI Ramal Inflasi November 0,34% Dipicu Harga Telur dan Minyak Goreng

ANTARA FOTO/Rahmad/wsj.
Bank Indonesia meramal inflasi November sebesar 0,34% dipicu kenaikan harga telur ayam ras dan minyak goreng.
Penulis: Abdul Azis Said
26/11/2021, 22.08 WIB

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober sebesar 0,12% secara bulanan, inflasi tahun kalender 0,93% dan inflasi 1,66% secara tahunan. Simak databoks berikut:

Inflasi terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran. Kenaikan tertinggi pada kelompok transportasi sebesar 0,33%, dengan andil 0,04% terhadap pembentukan inflasi Oktober 2021. Penyebab utama inflasi pada kelompok ini yaitu kenaikan pada harga tiket pesawat.

Selain itu, inflasi tinggi juga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,10% dan memberi andil 0,03%. Inflasi terutama disumbangkan oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng dengan andil 0,05% terhadap inflasi kelompok tersebut.

Berdasarkan komponennya, inflasi pada harga bergejolak sebesar 0,07% dengan andil 0,01%. Komponen harga diatur pemerintah tercatat inflasi 0,33% dengan andil 0,06%. Sedangkan komponen inti tercatat inflasi 0,07% dengan andil 0,05%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mulai mengantisipasi kenaikan inflasi menjelang akhir tahun. Ini merupakan periode musiman dimana konsumsi masyarakat biasanya meningkat menyambut perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Kita harus melihat seluruh komponen inflasi apakah ada potensi kenaikan pada saat pemulihan ekonomi sisi permintan akan mengalami kenaikan, menjelang akhir tahun dan juga karena Covid-19 yang terkendali," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA edisi November, Kamis (25/11)

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said