Rupiah Loyo ke 14.350 per Dolar AS Menanti Pertemuan The Fed

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Ilustrasi. Rupiah melemah tertekan penantian pasar terhadap hasil pertemuan The Fed.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
25/1/2022, 09.41 WIB

Selain dibayangi risiko pengetatan moneter The Fed, pelemahan rupiah hari ini juga dipengaruhi memburuknya prospek penanganan pandemi di dalam negeri.

"Peningkatan kasus covid-19 juga masih diwaspadai pelaku pasar kalau-kalau pemerintah memberlakukan PPKM yang lebih ketat yang bisa menekan rupiah," kata Ariston.

Penularan Covid-19 di Indonesia masih menunjukkan tren peningkatan memasuki awal pekan keempat Januari. Pemerintah melaporkan kasus corona pada Senin (24/1) bertambah 2.927 orang, naik tipis dari 2.925 pada Minggu (23/1). 

Mayoritas kasus yakni 2.775 berasal dari penularan lokal. Sedangkan sebanyak 152 orang merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Adapun lonjakan harian tertinggi masih disumbang Provinsi DKI Jakarta yakni 1.993 orang atau 68% dari total kasus nasional. Jumlah pasien di ibu kota meningkat hampir 12% dari 1.739 kemarin.

Meski demikian, Ariston menyebut rupiah masih bisa berpotensi menguat. Ini terutama dipengaruhi ekspektasi pasar terhadap fundamental ekonomi domestik yang relatif stabil

"Pasar mempertimbangkan kondisi ekonomi Indonesia yang relatif stabil dari sisi inflasi, pandemi dan peluang pemulihan ekonomi ke depan dibandingkan kondisi yang terjadi di Amerika," kata Ariston.

Bank Indonesia  pekan lalu memperkirakan inflasi tahun ini tetapi masih dalam kisaran target 2%-4%. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga akan semakin kuat diperkirakan 4,7%-5,5%, lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan tahun lalu di 3,2%-4%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said