BREAKING NEWS: Pertumbuhan Ekonomi 2021 3,69%, di Bawah Ramalan Menkeu

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Ilustrasi. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2021 lebih tinggi dibandingkan kuartal III 2021.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/2/2022, 11.19 WIB

Selain didukung ekspor dan konsumsi masyarakat, menurut Margo, realisasi belanja pemerintah juga meningkat pada kuartal keempat.  Belanja pegawai turun 0,9% secara kuartalan tetapi naik 2,7% secara tahunan, belanja barang dan jasa secara kuartal naik 72,8% atau 25,1% secara tahunan, sedangkan belanja modal naik 133,7% secara kuartalan atau 10,6% secara tahunan. Adapun belanja bantuan sosial naik 43,5% secara kuartalan atau 23,5% secara tahunan. 

"Untuk program PEN, secara kuartalan meningkat tinggi 55,2% tetapi secara tahunan menurun 10,1%," kata dia. 

Investasi asing dan domestik pada kuartal IV, menurut Margo juga mendukung pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat. Penanaman Modal Asing (PMA) naik 18,5% secara kuartalan atau 10,1% secara tahunan, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) naik 5,1% secara kuartalan atau 15,2% secara tahunan. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan momentum pemulihan ekonomi Indonesia sudah menunjukkan kondisi yang sangat bagus pada akhir tahun lalu setelah mengalami lonjakan kasus Delta. Ia pun optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun lalu mencapai 5%. "Kami berharap secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 4%," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan DPR pada pertengahan Januari. 

Pertumbuhan ekonomi tahun lalu, menurut dia, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang mulai tumbuh kuat. Belanja pemerintah juga tumbuh kuat, sedangkan investasi mulai pulih.  "Pertumbuhan kredit mulai meningkat. Belanja pemerintah pusat dan daerah pada kuartal keempat juga sangat kuat. Ini memberikan dampak kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal IV sehingga keseluruhan tahun akan cukup baik," kata dia. 

Para ekonom dan lembaga internasional memperkirakan pemulihan ekonomi Indonesia pada kuartal IV cukup kuat, tetapi memperkirakan ekonomi sepanjang tahun lalu tumbuh di bawah 4%. Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal terakhir 2021 bisa mencapai  5,1%, tetapi memperkirakan keseluruhan tahun tumbuh 3,7%.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 hanya di kisaran 3,46%. "Meskipun terbantu low base effect atau efek basis yang rendah dibanding 2020, tapi untuk tumbuh full year diatas 4% seperti nya masih over-optimis," kata dia kepada Katadata.co.id

Sementara itu, kajian Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan pertumbuhan ada di rentang 3,2%-4%. Bank sentral melihat pemulihan ekonomi semakin terakselerasi sampai akhir tahun ditunjukkan sejumlah indikator, antara lain mobilitas masyarakat, penjualan eceran, dan keyakinan konsumen. 

Perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu juga lebih pesimistis. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 sebesar 3,3%. Sementara proyeksi Bank Dunia menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu sebesar 3,7% dan semakin kuat pada tahun ini menjadi 5,2%. 

"Perekonomian pulih dengan kecepatan tinggi. Lonjakan varian Delta memperlambat pemulihan ekonomi pada pertengahan 2021, tetapi pertumbuhan meningkat pada kuartal keempat dan diperkirakan menguat selama 2022-2023," kata tim IMF Cheng Hoon Lim, Senin (25/1).


Halaman: