Modal Asing Kabur Rp 8 T dari Pasar SBN di Tengah Perang Rusia-Ukraina

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). Terdapat aksi jual neto sebesar Rp 2,79 triliun pada 8-12 November di pasar saham dan SBN.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
25/2/2022, 19.06 WIB

Namun, Ariston mengatakan, kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terjadinya perang mulai mereda hari ini. Ini setelah Amerika dan beberapa negara NATO lainnya memberi sinyal tidak akan mengirim pasukan untuk melawan militer Rusia.

Seperti diketahui, Amerika dan sekutu lebih memilih menjatuhkan sanksi ekonomi ke Rusia. Mulai dari menutup akses lembaga keuangan besar Rusia ke pasar Amerika dan Eropa serta pemblokiran terhadap elit Rusia dan anggota keluarganya.

"Kekhawatiran terhadap terjadinya perang besar mereda. Pelaku pasar masuk kembali ke aset-aset berisiko dan rupiah pun menguat hari ini," kata Ariston.

Rupiah pada perdagangan hari ini menguat 27 poin dari penutupan kemarin di Rp 14.391 per dolar AS. Namun demikian, Aristion menyebut pasar juga masih terus mewaspadai perkembangan krisis di Ukraina ini. Situasi yang berubah cepat juga dapat mempengaruhi pergerakan rupiah dengan cepat.

Ariston mengatakan konflik Rusia-Ukraina ini menjadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah sepekan terakhir. Jika tanpa isu perang, menurutnya, pasar masih optimis dengan potensi pemulihan ekonomi di Indonesia meskipun Covid-19 meningkat. 

"Pemerintah mendorong aktivitas ekonomi bisa berjalan normal lagi di tengah pandemi, terlihat dari kebijakan pengurangan hari karantina," kata dia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said