BLU Kelapa Sawit Kumpulkan Penerimaan Rp 144,7 T Sejak 2015

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/tom.
Ilustrasi. Dana yang berhasil dihimpun BPDPKS hingga tahun 2021 mencapai 144,7 triliun yang berasal dari pungutan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya, serta penerimaan dari pengelolaan dana
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
21/3/2022, 16.04 WIB

Sebagian besar belanja BPDPKS digunakan untuk memberi insentif biodiesel yakni Rp 110,03 triliun. Anggaran itu dipakai untuk memberi insentif berupa penyaluran 33,05 juta kilo liter biodiesel yang bertujuan menjaga stabilitas harga CPO, kemandirian energi, dan pengurangan emisi.

Selain itu, anggaran digunakan untuk belanja program peremajaan sawit rakyat (PSR) sebesar Rp 6,59 triliun. Output dari belanja ini yakni dukungan PSR untuk 242,5 ribu hektar lahan.

Adapun anggaran juga digunakan untuk keperluan belanja lainnya termasuk untuk mendukung program penelitan dan pengembangan sebesar Rp 413 miliar. Hasil dari belanja penelitian dan pengembangan ini meliputi 234 kontrak kerja sama, 213 publikasi, 42 paten dan enam buku.

Pada tahun ini, BPDPKS menargetkan belanja lembaga tersebut dapat  mencapai Rp 5,7 triliun. Ini terdiri dari belanja untuk insentif biodiesel sebesar Rp 4,1 triliun, peremajaan perkebunan kelapa sawit Rp 1,2 triliun, dan sisanya untuk belanja lain seperti riset, sarana prasarana serta promosi dan kemitraan.

"Tentu dengan perkembangan kenaikan harga sawit dan kebutuhan belanja BPDPKS, maka akan ada revisi terhadap Rencana Bisnis Anggaran (RBA) awalnya," kata Hadiyanto.

Adapun belanja insentif biodiesel diharapkan bisa disalurkan untuk 10,15 juta kilo liter biodiesel, peremajaan dapat dilakukan terhadap 180 ribu hektar kebun kelapa sawit. Selain itu, anggaran belanja BPDPKS juga diharapkan dapat digunakan untuk penyediaan dana untuk pembayaran selisih harga acuan keekonomian dan harga eceran tertinggi untuk 1,2 juta minyak goreng.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said