Rusia - Ukraina Bermasalah, RI Impor Gandum dari Argentina dan Myanmar

Antara Foto/FB Anggoro
Ilustrasi. Nilai impor serealia Indonesia pada bulan lalu mencapai US$ 445 juta, naik 17% dibandingkan bulan sebelumnya.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
18/4/2022, 18.08 WIB

"Neraca dagang dengan Argentina kita mengalami defisit US$ 261,6, Komoditas penyebab defisit dengan Argentina diantaranya serealia, kemudian diikuti ampas dan sisa industri makanan," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (18/4).

Selain dari dua negara tersebut, impor serealia dari Kanada juga naik 66% menjadi US$ 57 juta. Impor dari Thailand melonjak 152% tetapi memang nilainya relatif kecil hanya US$ 623 ribu, kemudian dari Pakistan tumbuh 19% menjadi US$ 927 ribu.

Beberapa negara tersebut memang sebelumnya sudah aktif menjual serealia ke Indonesia. Namun, BPS juga mencatat ada negara yang baru mengekspor gandum ke Indonesia, yakni Myanmar. Nilai impornya bulan lalu mencapai US$ 1,4 juta. 

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebelumnya memperingatkan bahwa meskipun pangsa Rusia dan Ukraina terbilang kecil dalam perdagangan dan output dunia, kedua negara tersebut merupakan pemasok utama barang-barang penting termasuk makanan, energi, dan pupuk, yang pasokannya sekarang terancam oleh perang. Pengiriman gandum melalui pelabuhan Laut Hitam telah dihentikan, dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam ketahanan pangan di negara-negara miskin.

Berdasarkan data OEC World, Rusia merupakan eksportir terbesar untuk andum dunia pada tahun 2020, sementara Ukraina berada di urutan kelima dunia. "Sub-sahara akan terpengaruh karena sekitar 85% gandum mereka pasokannya dari Rusia dan Ukraina," kata Margo.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said