"Sekarang belanja PEN akan didominasi tetap bansos, tetapi juga dalam bentuk bantalan subsidi untuk mengurangi shock yang begitu dahsyat yang berasal dari luar," ujarnya
Meski perang telah menimbulkan perubahan pada kebutuhan belanja, kenaikan harga sejumlah komoditas memberi berkah dari sisi pendapatan negara. Ia memperkirakan pendapatan negara akan tumbuh 11% pada tahun ini dibandingkan realisasi tahun lalu.
Dalam APBN 2022, pemerintah menargetkan pendapatan negara mencapai Rp 1.846,1 triliun. Target ini lebih tinggi dibandingkan target APBN 2021 sebesar Rp 1.743,6 triliun, tetapi lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu berdasarkan data unaudited Rp 2.011,4 triliun.
"Pendapatan kita kemungkinan naik lebih dari 11% karena harga minyak naik, batu bara naik, CPO naik. Jadi, kita akan punya pertumbuhan penerimaan negara yang tinggi," ujarnya.