The Fed Janjikan Suku Bunga Naik 50-75 bps, Picu Kekhawatiran Resesi

@federealreserve/twitter
Bank sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed, kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga di kisaran 50-75 basis poin (bps).
Penulis: Happy Fajrian
29/6/2022, 07.30 WIB

Para pembuat kebijakan di bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed, menjanjikan kenaikan suku bunga acuan lebih cepat sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi tinggi.

Meski demikian, kenaikan lebih lanjut suku bunga kembali mendorong kekhawatiran di kalangan ekonom dan investor bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat memicu penurunan tajam pada ekonomi.

“Banyak yang khawatir bahwa Fed mungkin bertindak terlalu agresif dan mungkin mendorong ekonomi ke dalam resesi,” kata Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, dalam sebuah wawancara yang dikutip Reuters pada Rabu (29/6).

“Saya sendiri khawatir jika inflasi tak dikendalikan maka akan menjadi kendala dan ancaman utama bagi ekonomi AS dan menghambat target pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Daly menambahkan.

Oleh karena itu, lanjutnya, The Fed menginjak rem darurat dengan menaikkan suku bunga untuk mendinginkan permintaan.

“Kami sedang bekerja ke arah itu secepat mungkin, dan mudah-mudahan orang Amerika di mana pun akan mulai melihat sedikit kelegaan di dompet mereka,” kata dia seraya menambahkan bahwa dia memperkirakan ekonomi melambat tetapi tidak berhenti tumbuh.

Pada awal Juni The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps), yang menjadi kenaikan terbesar sejak 1994, ke kisaran 1,5-1,75% untuk meredam inflasi. Pekan lalu Daly mengatakan bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga dengan besaran yang sama.

Sementara itu Presiden Fed New York, John Williams, juga mengatakan bahwa ia melihat perlunya bertindak tegas untuk mengekang inflasi. “Kita perlu bergerak cepat. Dalam pertemuan kami berikutnya saya pikir kenaikan 50 bps atau 75 bps akan menjadi perdebatan,” ujarnya dalam sebuah wawancara di CNBC.

Baik Daly dan Williams mengatakan mereka memperkirakan tingkat pengangguran naik beberapa persepuluh poin persentase, dari level 3,6% saat ini. Tetapi mereka berdua mengatakan pasar tenaga kerja kuat dan ekonomi memiliki momentum yang cukup sehingga mereka tidak akan terjadi resesi.

Presiden Fed St. Louis James Bullard menunjuk ke dua contoh masa lalu, pada tahun 1983 dan 1994, ketika Fed menaikkan suku bunga tetapi tidak memicu resesi, dan mengatakan bank sentral harus mengikuti contoh itu.

“Panduan ke depan The Fed bahwa kenaikan suku bunga kebijakan tambahan kemungkinan dalam beberapa bulan mendatang adalah langkah yang disengaja untuk membantu FOMC lebih cepat memindahkan kebijakan yang diperlukan untuk membawa inflasi kembali sejalan dengan target 2%,” kata Bullard.

Di sisi lain, tingkat kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah selama 16 bulan terakhir pada bulan Juni di tengah kekhawatiran tentang inflasi mengacu data dari Conference Board. Daly mengatakan dia mengawasi sinyal ini dengan cermat.

“Membuat orang merasa nyaman bahwa dolar yang mereka peroleh hari ini akan membayar barang yang mereka inginkan besok -- itu bukan lagi sesuatu yang membuat orang merasa percaya diri, dan kita harus memulihkan kepercayaan itu,” katanya.