Penguatan Dolar AS Tertahan Kabar Positif Data Tenaga Kerja di Amerika

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi, petugas bank menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS).
Penulis: Agung Jatmiko
9/7/2022, 07.17 WIB

Dolar AS cenderung bergerak datar (flat) terhadap mata uang utama dunia pada akhir sesi perdagangan Jumat (8/7). Indeks dolar AS ditutup flat to negative 0,24% di level 106,96. Penguatan dolar tertahan setelah data menunjukkan ekonomi AS menciptakan lebih banyak pekerjaan dari yang diperkirakan pada Juni.

Mengutip Reuters, Sabtu (9/7), data nonfarm payroll yang dipublikasikan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan adanya peningkatan 372.000 pekerjaan pada Juni 2022. Ini melebihi ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang memperkirakan adanya penambahan sebanyak 268.000 pekerjaan.

Laporan tersebut memperkuat ekspektasi adanya kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin, yang akan dilakukan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), pada pertemuan akhir bulan ini.

Di awal sesi perdagangan, dolar AS sempat mencapai level tertinggi baru dua dekade terhadap sekelompok mata uang utama dunia, dipimpin oleh kenaikan terhadap euro di tengah tanda-tanda ekonomi zona Eropa akan mengarah ke resesi. Dolar AS sendiri, telah mencapai puncak 20 tahun berturut-turut pekan ini.

The Fed futures fund memperkirakan, ada peluang lebih dari 90% untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin bulan ini, dengan sekitar 187 basis poin pengetatan kumulatif pada akhir tahun. Perkiraan ini naik dari sebelumnya, yang sebesar 181 basis poin, pada Kamis (7/7).

"Data AS yang solid, dan retorika hawkish yang terus berlanjut dari pejabat Federal Open Market Committee (FOMC), memperkuat perbedaan yang berkembang antara prospek yang semakin suram di Eropa dan ekonomi AS yang lebih tangguh," kata Ekonom Senior Capital Economics Jonas Goltermann.

Meski demikian, beberapa ekonom berpendapat, bahwa bahwa data pekerjaan AS menunjukkan kondisi saat ini tidak sekuat yang dinyatakan.

Kepala Ekonom Global The Economic Outlook Group Bernard Baumohl misalnya, mengatakan, bahwa data tersebut menunjukkan kondisi ekonomi yang sudah bertransisi menuju pertumbuhan yang lebih lambat.

Ia menjelaskan, terlihat tanda-tanda baru bahwa pengusaha berubah sikap menjadi lebih berhati-hati pada Juni, dengan mempekerjakan 30% lebih sedikit pekerja di kuartal II-2022 daripada di tiga bulan pertama tahun ini. Baumohl juga menyebutkan, penyerapan tenaga kerja juga turun lebih dari 10% dari periode yang sama tahun lalu.

Saat ini, dengan tidak adanya data baru terkait sektor ketenagakerjaan AS, pelaku pasar tengah fokus menunggu laporan inflasi, yang akan dirilis pada Rabu (13/7).

Menurut jajak pendapat Reuters, para ekonom memperkirakan, indeks harga konsumen tahunan (year-on-year/yoy) tahun akan mencapai tertinggi baru 40 tahun di 8,8% pada Juni. Namun, indeks inti bulanan terlihat turun menjadi 5,8% dari sebelumnya 6% pada Mei.