Prabowo Sebut Ekonomi Era Jokowi Tumbuh Paling Tinggi, Ini Kata Ekonom

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wpa/YU
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan) dan capres nomor urut dua Prabowo Subianto beradu argumen pada debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga.
14/12/2023, 20.05 WIB

Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi paling pesat terjadi pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu disampaikan Prabowo saat menjawab pertanyaan terkait Strategi Penuntasan kasus HAM di Papua yang dilontarkan panelis dalam Debat Capres Perdana yang berlangsung Selasa (12/12) malam.

Di sela-sela menjawab pertanyaan mengenai strategi HAM di Papua, Prabowo justru menyampaikan, bahwa Jokowi menjadi pemimpin yang paling sering ke Papua sebanyak 19 kali.

"[Jokowi] membangun ekonomi paling pesat dalam sejarah republik Indonesia. Kami akan melakukan pelayanan terbaik untuk rakyat dan menjamin penegakan hak rakyat Papua," ujar capres nomor 2 ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, bahwa sejak 1983 pertumbuhan rata-rata tertinggi di daerah Papua justru terjadi pada zaman pemerintahan Soeharto.

"Pada tahun 1983-1997, pertumbuhan ekonomi daerah Papua secara rata-rata tercatat sebesar 7,90%. Sementara pada era pemerintahan Jokowi, rata-rata pertumbuhan Papua tercatat sebesar 4,22%," kata Josua kepada Katadata.co.id, Kamis (14/12).

Pada zaman pemerintahan Jokowi, kata Josua, pertumbuhan ekonomi di kawasan ini masih ditopang oleh sektor pertambangan. Sementara pertumbuhan di Papua Barat ditopang oleh manufaktur dan konstruksi.

"Tingginya sektor konstruksi di kawasan Papua merefleksikan prioritas dari pemerintahan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur di kawasan Papua,"ujarnya.

Namun jika melihat pertumbuhan secara nasional, justru pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih tinggi. Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyebut, pertumbuhan era SBY pernah mencapai rata-rata 5,78%.

"Era Jokowi yang hanya rata rata 4,12% sampai 2022, merupakan pertumbuhan yang lebih rendah. Pertumbuhan industri juga lebih tinggi era SBY dengan porsi manufaktur mencapai 21% dan di era Jokowi turun terus,"ujarnya.

Sementara Ekonom Core Indonesia, Piter Abdullah menyebut, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada masa pemerintahan Soeharto yang pernah di atas 8%. Sedangkan pada masa SBY di atas 6%.

Tercatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tertinggi pada 1968 atau awal orde baru yakni mencapai 10,92%. Sementara era SBY,  ekonomi tumbuh 6,35% pada 2007 dan naik menjadi 6,5% pada 2011.

"Pertumbuhan ekonomi di era Jokowi bahkan terpuruk minus 2% karena adanya pandemi Covid-19,"kata Piter.

Ekonomi Era Jokowi

Piter menyebut, pertumbuhan ekonomi di era Jokowi tidak banyak perubahan. Masih didukung oleh sektor konsumsi. Pada tiga tahun terakhir pemerintahan, ekonomi era Jokowi dibantu peningkatan ekspor karena lonjakan harga komoditi.

"Sementara untuk industri belum terjadi kemajuan yang berarti. Kontribusi industri meskipun membaik masih jauh level terbaiknya, sekitar 30% di era orde baru,"ujarnya.

Sementara menurut Bhima, pertumbuhan era Jokowi ditopang sektor konstruksi, transportasi, pergudangan dan pertambangan. Hal sejalan dengan masifnya pembangunan infrastruktur meski didominasi BUMN dalam pengerjaan infrastruktur,. Pemerintah pun mendapat kritikan karena menurunnya minat swasta masuk ke sektor infrastruktur. . 

"Jokowi juga mendorong hilirisasi di saat booming permintaan baterai kendaraan listrik secara global. Sayangnya hilirisasi masih berkutat pada eksploitasi sumber daya alam dan memperburuk kerusakan di lingkungan hidup," ujarnya.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari