Jepang Resesi, RI Diminta Cari Negara Alternatif Tujuan Ekspor

ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/hp/cf
Kim Kyung-Hoon Warga memakai masker pelindung di stasiun Shinagawa saat jam sibuk setelah pemerintah memperluas keadaan darurat ke seluruh negeri menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Tokyo, Jepang, Senin (20/4/2020).
23/2/2024, 17.38 WIB

Tak berbeda, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy juga menyarankan pemerintah untuk melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor guna mengantisipasi dampak resesi.

Yusuf menyebut, ekspor Indonesia ke Jepang sebagian besar untuk produk tekstil, alas kaki dan furniture kayu. Sehingga, potensi penurunan sektor ini perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha.

“Bagi pelaku usaha yang menjadikan ekspor ke Jepang sebagai salah satu tujuan utama, saya kira perlu melakukan evaluasi dan mulai memikirkan kira-kira pasar mana yang bisa menjadi alternatif selain Jepang,” ujarnya.

Negara yang Didominasi Penduduk Berusia Produktif

Dalam hal ini, Yusuf meminta pemerintah mempertimbangkan negara-negara yang didominasi penduduk berusia produktif. Seperti beberapa negara di Asia Selatan dan Afrika Utara yang dinilai prospektif.

"Kita ambil contoh Pakistan dan India, mempunyai market yang tumbuh dan relatif mirip dengan Indonesia, sehingga permintaan terhadap berbagai produk barang akan lebih dinamis,” ujarnya.

Menurut Yusuf, Pakistan merupakan negara berpenduduk muslim sehingga ekspor produk-produk halal bisa dikembangkan dan didorong. Selain itu, Mesir juga bisa menjadi negara tujuan ekspor lain.

“Dengan alasan yang sama dengan Pakistan dan kedua negara ini, meski prospektif, tapi kalau kita lihat secara share, relatif masih kecil terhadap komposisi ekspor Indonesia,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid