Sejumlah ekonom memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25% pada Juli 2024. Kebijakan ini mempertimbangkan nilai tukar rupiah dan arah suku bunga bank sentral AS atau The Fed.
"BI masih akan mempertahankan suku bunganya pada level 6.25%. Tujuannya, untuk mempertahankan momentum penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi selama Juli ini," kata ekonom senior The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip kepada Katadata.co.id, Selasa (16/7).
Selain rupiah, kebijakan BI juga mempertimbangkan arah suku bunga The Fed. Dia pun memperkirakan The Fed masih akan menahan suku bunga pada level 5,25% hingga 5,50%. Sehingga, BI masih akan mengikuti arah kebijakan The Fed.
Sunarsip memproyeksikan, The Fed paling cepat menurunkan suku bunga pada September 2024. Apalagi, inflasi AS dalam tren menurun saat ini dan bank sentral AS ingin mempertahankan momentum penurunan inflasi tersebut.
Kondisi global juga menjadi pertimbangan BI. Salahnya, terkait perlambatan ekonomi Cina karena kinerja di sektor properti makin terpuruk. Namun, dari sisi kinerja manufaktur Cina justru mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
"Perlambatan ekonomi Cina lebih banyak disebabkan karena pelemahan permintaan [konsumsi] yang terlihat dari rendahnya inflasi," ucap Sunarsip.
Cina diprediksi masih akan menjaga kebijakan suku bunganya. Menurut Sunarsip, tren suku bunga global juga diperkirakan masih dipertahankan meskipun Eropa sudah mulai menurunkan tingkat suku bunga.
BI Tidak Akan Naikkan Suku Bunga
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah juga memperkirakan BI masih mempertahankan suku bunga pada bulan ini. "Belum ada alasan bagi BI untuk menurunkan suku bunga walaupun inflasi terjaga bahkan deflasi," kata Piter.
Apalagi, nilai tukar rupiah masih tertekan di tengah ketidakpastian global. Dengan kondisi ini, bank sentral akan berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"BI tidak mungkin menaikkan suku bunga karena perekonomian sudah menunjukkan gejala perlambatan dan perlu didukung pelonggaran likuiditas," kata Piter.
Fokus Jaga Stabilitas Rupiah
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan terdapat celah untuk menurunkan suku bunga pada tahun ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sejumlah pertimbangan.
"Kalau nilai tukar stabil, kami mungkin ada penurunan suku bunga pada kuartal IV 2024," kata Perry dalam rapat kerja Bersama Banggar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin (8/7).
Perry menegaskan, saat ini fokus BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terus menguat. Untuk itu, saat ini BI masih menahan suku bunga pada level 6,5%.
Secara year to date, BI mencatat rupiah melemah 5,9%. Meskipun demikian, Perry menegaskan level tersebut masih lebih rendah dari Meksiko, Thailand, Korea Selatan, Brasil, dan Jepang yang melemah 3,3% secara year to date.