Peluang Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meningkat, Rupiah Bisa Menguat Hari Ini
Sejumlah analis memproyeksi nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Hal itu dikarenakan peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed yang kembali meningkat.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, nilai dolar AS pagi ini bergerak lebih rendah dibandingkan kemarin yaitu 106.18 versus 106.80. “Penurunan ini selaras dengan meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga acuan AS pada Desember 2024,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (28/11).
Berdasarkan survei CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga The Fed sekitar 70% dibandingkan sebelumnya 59%. Peningkatan ini sejalan dengan dirilisnya data inflasi AS, PCE Price Index yang sesuai ekspektasi sebesar 2,3%.
“Dengan Inflasi yang tetap terjaga di bawah 2,5% selama tiga bulan terakhir ini, pasar masih memandang inflasi AS bisa turun lagi di masa mendatang. Ekspektasi ini mungkin bisa mengurangi tekanan terhadap rupiah hari ini,” ujar Ariston.
Meski begitu, Ariston menilai pernyataan presiden terpilih Donald Trump terkait kenaikan tarif impor barang yang masuk ke AS masih memberikan tekanan ke pasar regional Asia pada pagi ini. Nilai tukar regional terlihat melemah terhadap dolar AS yang bisa berimbas ke rupiah.
“Rupiah ada potensi pelemahan ke arah Rp 15.950 per dolar AS dengan potensi penguatan ke arah Rp 15.880 per dolar AS hingga Rp 15.900,” kata Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka menguat ke level Rp 15.851 per dolar AS. Level ini menurun hingga 83,5 poin atau 0,52% dari penutupan sebelumnya.
Pemilihan Menkeu AS Tekan Rupiah
Senada dengan Ariston, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan peluang penguatan rupiah antara Rp 15.800 hingga Rp 15.950 per dolar AS.
Namun pemilihan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS masih bisa menjadi sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Sebab, Bessent bisa mendorong ekspektasi pendekatan fiskal yang lebih hati-hati untuk AS.
Sementara Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan penguatan rupiah antara Rp 15.800 hingga Rp 15.950 per dolar AS. “Pada hari ini dolar AS melemah dipengaruhi kesepakatan gencatan senjata Israel-Hisbullah,” ujar Lukman.