Vaksinasi Gotong Royong Dimulai, Bagaimana Ketersediaan Vaksinnya?

AstraZeneca
Ilustrasi vaksin covid-19
Penulis: Safrezi Fitra
4/5/2021, 03.30 WIB

Pasokan Vaksin Gotong Royong Sedikit

Pendaftaran program vaksinasi mandiri ini sebenarnya sudah dibuka sejak 28 Januari. Laporan Ketua Kadin Indonesia Rosan P Roeslani kepada Presiden Joko Widodo, per 10 April 2021, tercatat 17.387 perusahaan mendaftar program vaksinasi mandiri dengan sasaran 8,6 juta pekerja.

Rencananya, program Vaksinasi Gotong Royong akan dimulai pada 9 Mei 2021. Masalahnya, stok vaksin yang ada untuk program vaksinasi mandiri ini masih sedikit.

Mengenai ketersediaan vaksin untuk Vaksinasi Gotong Royong Indonesia telah menerima setidaknya 982.400 dosis vaksin Sinopharm. Jumlah tersebut terdiri dari 482.400 dosis vaksin Sinopharm yang tiba pada Jumat (30/4). Kemudian 500 ribu dosis, sumbangan dari Pemerintah Uni Emirat Arab yang datang sehari setelahnya.

Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pun mengeluhkan minimnya stok vaksin gotong royong produksi Sinopharm. Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengungkapkan vaksin Sinopharm yang sudah masuk Indonesia sangat sedikit dari jumlah yang sudah dipesan Apindo.

"Vaksin Gotong Royong memang masih ada masalah pengadaan dari Bio Farma," kata Hariyadi saat menghadiri acara vaksinasi yang digelar Apindo DKI Jakarta di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/5).

Jumlah vaksin asal China yang sudah masuk ke Indonesia itu baru 500 ribu dosis. Dengan dua kali penyuntikan, artinya jumlah vaksin itu hanya bisa digunakan untuk 250 ribu orang.

Padahal, ada 8,7 juta karyawan perusahaan di bawah Apindo yang menyatakan keinginan untuk divaksinasi. Dari jumlah tersebut, Apindo memesan 20 juta dosis vaksin Sinopharm kepada pemerintah agar bisa melakukan vaksinasi hingga 10 juta karyawan.

"Rencananya kalau ini jalan yang 20 juta dosis, kami mau nambah lagi. Tapi kami melihat situasinya pengadaannya ada kesulitan," kata dia.

Hariyadi tak mengetahui pasti apa yang menyebabkan pengadaan vaksin Sinopharm ini begitu lambat. Namun, ia menyayangkan kondisi ini, karena program vaksin berbayar ini merupakan dukungan perusahaan membantu pemerintah mempercepat vaksinasi.

"Semakin cepat kita bisa membantu pemerintah mempercepat vaksinasi, semakin cepat memutus mata rantai penularan Covid-19," kata dia.

Menjawab hal ini, Menko Airlangga mengatakan sudah ada 7 juta dosis vaksin Sinopharm yang akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Menyusul setelahnya 7,5 juta dosis vaksin yang sama akan dikirim mulai Juli 2021.

Ada juga produsen Tiongkok yang akan menjadi pemasok program vaksinasi Gotong Royong, yakni Cansino Biologics Inc. ada 5 juta CanSino yang dalam proses," ujarnya saat konferensi pers, Senin (3/5).

Cansino mengembangkan vaksin Ad5-nCoV, yang diklaim efektif mencegah infeksi Covid-19 terparah hingga 90%. Keunggulan vaksin CanSino yang membedakannya dari kebanyakan vaksin lainnya adalah hanya perlu sekali suntik alias dosis tunggal. Mengutip South China Morning Post, vaksin ini sudah digunakan di beberapa negara, antara lain Meksiko dan Pakistan.

Selain itu ada juga vaksin Sputnik dari Rusia yang sudah teregistrasi di 62 negara. Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan vaksin Sputnik sudah mengajukan izin penggunaan darurat atau EUA kepada BPOM sejak Oktober 2020. Vaksin yang baru saja tiba di Filipina dan India ini juga telah mengurus sertifikasi halal MUI.

“Harapannya, pekan kedua atau ketiga Mei ini Sputnik tiba di Indonesia,” kata Rosan dalam wawancara di Kompas TV, Rabu (21/4). Rencananya, program Vaksinasi Gotong Royong akan menggunakan 20 juta dosis vaksin Sputnik.

Program Vaksinasi Nasional

Total penduduk Indonesia pada 2019 mencapai 269,5 juta jiwa. Untuk bisa mencapai herd immunity kekebalan masyarakat terhadap Covid-19, pemerintah menargetkan dapat menjangkau 70% atau sekitar 188,5 juta. Dengan dua kali penyuntikan, kebutuhan vaksin untuk Indonesia setidaknya 363 juta dosis.

Kementerian Kesehatan menargetkan vaksinasi Corona selesai dalam kurun waktu 1 tahun. Untuk mengejar target ini, setidaknya program vaksinasi harus bisa menyuntikan 1 juta dosis vaksin per hari.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hingga 26 April 2021, sudah ada 20 juta vaksin yang disuntikkan dalam program vaksinasi nasional. "Dengan segala keterbatasan, kita tetap bisa menembus sekitar 12,5 juta rakyat Indonesia sudah diberikan vaksinasi pertama, kami harapkan ke depan lebih cepat lagi," ujarnya.

Budi juga menyampaikan Indonesia akan mendapat tambahan vaksin AstraZeneca. Total vaksin AstraZeneca yang sudah masuk ke Indonesia 3,8 juta vaksin. Menyusul 1,8 juta vaksin lagi bulan ini. Sehingga totalnya hingga bulan ini akan bisa mencapai 5,6 juta vaksin. "Rencananya Bio Farma akan produksi 18 juta vaksin Sinovac bulan ini," kata Budi.

Hingga kini, program vaksinasi paling tinggi baru bisa menjangkau 500 ribu dosis per hari. Ditambah lagi keterbatasan stok vaksin dunia yang membuat pemerintah terpaksa menurunkan laju vaksinasi menjadi 300 ribu per hari.

Dukungan melalui program Vaksinasi Gotong Royong sangat penting untuk mempercepat program vaksinasi di Indonesia. Karena tidak mungkin mengejar target vaksinasi satu juta dosis per hari dengan hanya mengandalkan fasilitas layanan kesehatan pemerintah.

Halaman: