Advertisement
Advertisement
Analisis | Mengapa Perempuan Lebih Banyak Menderita Gangguan Mental? Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Mengapa Perempuan Lebih Banyak Menderita Gangguan Mental?

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Tren penderita gangguan kesehatan jiwa di Indonesia meningkat dalam tiga dekade terakhir. Depresi dan kecemasan berlebihan adalah dua kasus gangguan mental terbesar. Diperkirakan ada sekitar 12 juta penduduk yang mengalami gangguan mental. Mengapa perempuan lebih rentan mengalami penyakit kejiwaan?
Vika Azkiya Dihni
4 Juli 2023, 09.04
Button AI Summarize

Ketiga, alasan psikologis. Dalam menghadapi masalah, perempuan cenderung menggunakan gaya koping yang lebih berfokus pada emosi dan ruminatif—merenungkan masalah mereka dalam pikiran. Sementara laki-laki cenderung menggunakan gaya koping yang lebih berfokus pada masalah dan mengalihkan perhatian untuk membantu melupakan masalah mereka.

Berdampak pada Produktivitas

Salah satu dampak yang timbul dari gangguan kesehatan mental turunnya produktivitas. Jika kesehatan mentalnya baik, seseorang cenderung lebih fokus, produktif, dan kreatif dalam menjalankan tugas-tugasnya. 

Adanya peran ganda yang tinggi menjadi penyebab menurunnya kinerja perempuan yang mengalami depresi, peningkatan keluhan fisik dan tingkat energi yang rendah. 

Dari hasil penelitian Sianturi dan Zulkarnain (2013) menunjukkan banyak konsekuensi negatif yang disebabkan oleh konflik peran ganda yang dijalani seseorang. Konsekuensi ini tidak hanya berakibat pada dirinya sendiri tapi juga berdampak pada sikap kerja, keluarga, dan kehidupan sosialnya.

WHO memperkirakan, secara global ada 12 miliar hari kerja yang hilang karena depresi dan kecemasan setiap tahun. Total kerugian diperkirakan mencapai US$1 triliun akibat penurunan produktivitas ini.

Karena itu, gangguan kesehatan mental tidak bisa diremehkan. Namun, kesadaran masyarakat dalam penanganan gangguan mental masih kurang. 

Masih ada stigma negatif dan diskriminasi terhadap penderita gangguan mental. Orang dengan gangguan jiwa di Indonesia justru masih diperlakukan dengan salah, misalnya dengan pemasungan.

Dari data Riskesdas 2018 menunjukkan, proporsi rumah tangga yang pernah memasung anggota keluarga dengan gangguan jiwa berat sebesar 14%. Mayoritas terjadi di pedesaan.

Selain itu masih minimnya pelayanan dan fasilitas kesehatan mental di berbagai daerah membuat banyak penderita yang tidak tertangani. Hanya 9% penduduk yang mendapatkan pengobatan untuk gejala depresi dan 91% tidak menjalani pengobatan. Padahal depresi adalah awal dari gejala gangguan jiwa yang lebih berat.

Bagaimana Mengatasi Masalah Kesehatan Mental?

Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Dengan menjaga kesehatan mental, seseorang akan merasakan efek positif seperti suasana hati yang membaik sehingga bisa menikmati hidup secara keseluruhan.

Selain terapi spiritual, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kesehatan mental. Pertama, penelitian menunjukkan bahwa cara berpikir yang positif memiliki efek yang kuat pada kejiwaan. “Ketika kita memandang diri kita dan hidup kita secara negatif, maka kita juga merasakan efek negatifnya,” seperti dikutip dari Psychology Today.

Kedua, rasa syukur juga berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan, kesehatan mental dan kebahagiaan. Cara sederhana untuk meningkatkan rasa bersyukur adalah menuliskan berbagai hal yang patut disyukuri setiap harinya.

Ketiga, fokus pada satu tujuan akan melepaskan emosi negatif. Keempat, olahraga. Tubuh akan melepaskan endorfin yang membantu menyingkirkan stres dan meningkatkan suasana hati.

Kelima, nutrisi yang baik dapat meningkatkan suasana hati. Karbohidrat dalam jumlah sedang meningkatkan serotonin yaitu bahan kimia yang terbukti memiliki efek menenangkan pada suasana hati. Sementara itu makanan kaya protein membantu tetap waspada.

Keenam, belajar terbuka kepada orang lain menjadikan seseorang lebih mampu berpikir positif dan semakin mengenal diri sendiri. Ketujuh, penelitian menunjukkan bahwa membantu orang lain memiliki efek menguntungkan pada perasaan.

Kedelapan, istirahat yang cukup. Kesembilan, tidur pada waktu yang teratur setiap hari dan berkualitas memberikan efek yang baik pada suasana hati.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira