Advertisement
Advertisement
Analisis | Menelusuri Asal Wabah PMK yang Serang Hewan Ternak Indonesia - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Menelusuri Asal Wabah PMK yang Serang Hewan Ternak Indonesia

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Indonesia sebetulnya telah bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak 1986. Kini penyakit yang menyerang hewan ternak tersebut kembali melanda dan menyebabkan kerugian hingga triliunan rupiah. India adalah salah satu negara yang dicurigai menjadi asal penyakit ini.
Reza Pahlevi
22 Juni 2022, 12.06
Button AI Summarize

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang hewan ternak Indonesia. Hingga Senin 20 Juni 2022, tercatat 211.034 ekor yang terinfeksi. Dari jumlah tersebut, 66.582 ekor sudah dinyatakan sembuh, 1.888 ekor dipotong bersyarat, dan 1.222 ekor mati.

Indonesia sebetulnya sudah dinyatakan bebas PMK sejak 1986. Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengakui status ini pada 1990. Indonesia pun menjadi salah satu dari 67 negara yang bebas PMK tanpa vaksinasi.

Lantas, mengapa PMK bisa kembali masuk ke Indonesia?

Meski Indonesia sudah bebas PMK, masih banyak negara Asia yang belum bebas PMK. Malaysia, Thailand, dan India menjadi negara-negara yang berpotensi menjadi jalur kembalinya PMK ke Indonesia.

India pun menjadi sorotan utama Ketua Komisi IV DPR Sudin saat rapat kerja dengan Menteri Pertanian pada 23 Mei 2022 lalu. Kecurigaan ini berdasar dari  virus PMK yang masuk ke Indonesia berjenis O/ME-SA/Ind-2001e yang berasal dari India.

Selain itu, besarnya impor daging kerbau dari India juga menjadi sumber kecurigaan. Indonesia tidak mengimpor kerbau hidup dari negara itu, melainkan daging beku. Meski begitu, daging beku tidak sepenuhnya bebas risiko PMK.

Kepala Biotech Center sekaligus guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Dwi Andreas Santosa mengatakan, virus PMK masih tetap hidup ketika daging dibekukan. 

“Ketika dagingnya cair terus menginfeksi ternak, ya sudah. (Virusnya) menginfeksi ke mana-mana pasti,” ujar Dwi ketika dihubungi Katadata, Selasa 21 Juni 2022.

Keran Impor Daging Kerbau India

Indonesia pertama kali membuka keran impor daging kerbau dari India pada 2016. Pertimbangannya saat itu adalah tingginya harga daging sapi di pasar domestik.  Dengan menambah stok di pasar diharapkan dapat menekan harga daging.

Selain itu, harga daging kerbau dari India dinilai lebih murah dari Australia dan Selandia Baru. Pemerintah juga ingin melepas ketergantungan daging sapi dari Australia dan Selandia Baru pada saat itu.

Pada tahun pertama, Indonesia langsung mengimpor 39.524 ton daging kerbau dari India. Jumlah ini mengalahkan berat impor dari Selandia Baru dan Amerika Serikat.

Tahun-tahun selanjutnya, impor daging dari India terus meningkat. Puncaknya adalah impor 93.970 ton pada 2019. Impor berkurang menjadi 76.365 ton pada 2020 akibat pandemi. Pada 2021, nilai impor kembali meningkat menjadi 84.955 ton.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira