Produksi Solar Surplus, Pertamina Tak Ingin Ekspor

Safrezi Fitra
20 November 2015, 17:55
solar
Arief Kamaludin | Katadata

KATADATA - Penerapan kebijakan B20 tahun depan diperkirakan akan membuat Indonesia terbebas dari impor solar. Bahkan kebijakan yang mewajibkan penggunaan bahan bakar nabati sebesar 20 persen dalam bahan bakar minyak (BBM), akan membuat produksi Solar dalam negeri bisa surplus  hingga 400.000 barel per bulan.

Dengan adanya surplus ini Indonesia berpeluang untuk kembali mengekspor solar mulai tahun depan. Meski demikian, PT Pertamina menginginkan surplus ini masih tetap dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kebutuhan dalam negeri.

Direktur Hilir Pertamina Ahmad Bambang mengatakan pihaknya sedang melobi pemerintah untuk membuat aturan yang mewajibkan penggunaan biodiesel untuk industri. Jika tidak bisa dilakukan untuk semua industri, setidaknya pemerintah bisa mendorong produsen BBN untuk menggunakan biodiesel yang dijual Pertamina.

"Kalau Pertamina menyalurkan solar pakai biodiesel, harusnya yang lain juga pakai biodiesel, karena ini program pemerintah. Ini yang kami minta," kata Ahmad Bambang di Gedung Pertamina, Jakarta, Jum'at (20/11). (Baca: Pemerintah Genjot Produksi Biodiesel Lebih dari 8,5 Juta KL)

Dalam waktu dekat Pertamina akan mendiskusikan hal ini dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Pertamina juga akan meminta pemerintah tidak memutuskan untuk mengekspor solar tahun depan.

Kualitas solar yang diproduksi Pertamina masih lebih rendah dari standar yang berlaku di dunia. Standar kandungan sulphur internasional, idealnya di bawah 500 bagian per juta (ppm). Sementara kandungan sulfur Solar yang diproduksi Pertamina mencapai 3500 ppm. "Ekspor solar Pertamina tentu akan murah, karena solar Pertamina sulfurnya masih tinggi, belum standar Euro," ujarnya.

Sekadar informasi, tahun ini pemerintah menerapkan kebijakan B15 yang baru berjalan sejak pertengahan tahun. Kebijakan ini pun didukung pemberian subsidi biodiesel sebesar Rp 2.600 per liter. Kebijakan ini memang belum maksimal dijalankan, tapi dampaknya sudah terasa dengan berkurangnya impor solar hingga 84 persen.

Padahal penyaluran biodiesel tahun ini dipastikan lebih rendah dari target. Target penyaluran biodiesel tahun ini mencapai 1,5 juta kl, tapi Pertamina memprediksi realisasinya akan di bawah 1 juta kl. (Baca: Hingga Oktober, Pembayaran Subsidi Biodiesel Baru 8 Persen)

Tahun depan, Pertamina menargetkan dapat menyalurkan biodiesel tahun depan sebanyak 5,14 juta kiloliter (kl) yang akan didistribusikan pada 63 terminal BBM di 31 kota. Untuk solar bersubsidi sebanyak 402 juta kl dan solar nonsubsidi sebesar 1,12 juta kl. Solar bersubsidi dibagi untuk transportasi sebanyak 2,7 juta kl, untuk industri 1,26 juta kl untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). 

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...