Tertinggi Tahun Ini, Harga Minyak Amerika di Atas US$ 40

Maria Yuniar Ardhiati
18 Maret 2016, 17:25
tambang minyak lepas pantai
KATADATA
Tambang minyak di lepas pantai.

KATADATA - Setelah terpuruk ke level terendah pada Februari lalu, harga minyak mentah terus merambat naik. Langkah negara-negara produsen minyak dunia mengerem produksinya dan pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi faktor pendukung kenaikan harga minyak. Namun, kondisinya masih rentan karena para produsen bisa tergoda menggenjot produksinya sementara pasokan minyak masih berlebih.

Pada Jumat (18/3), pukul 06.53 GMT, harga kontrak minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak berjangka satu bulan mencapai US$ 40,23 per barel atau naik tiga sen dari hari sebelumnya. Sedangkan pada Kamis, harga minyak AS naik 4,5 persen menjadi US$ 40,20 per barel, yang merupakan harga penutupan tertinggi sejak 3 Desember tahun lalu.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis Brent naik 2 sen menjadi US$ 41,56 per barel. Bahkan, dalam perdagangan harian, harganya sempat menyentuh level US$ 41,71 per barel. Level harga saat ini sudah melambung 53 persen dari titik terendah harga minyak dalam 13 tahun terakhir, yaitu sebesar US$ 26,21 per barel pada 11 Februari. Namun, sejak itulah harga minyak terus naik hingga di atas US$ 40 per barel.

Kenaikan harga minyak Amerika Serikat hampir berlangsung selama lima pekan terakhir. Sementara itu, harga minyak jenis Brent sudah naik selama empat pekan. Perjalanan kenaikan harga ini menjadi yang terpanjang dalam satu tahun, baik untuk minyak Amerika Serikat maupun minyak mentah jenis Brent. “Pasar berusaha menetapkan harga sesuai pergerakan produsen-produsen besar,” kata Senior Manajer Komoditas di Phillip Futures, Singapura, seperti dikutip Reuters, Jumat (18/3). “Jika tidak, sebenarnya harga US$ 40 masih cukup mahal, mengingat adanya kelebihan pasokan minyak di pasar.”

(Baca: Pasokan Berkurang, Harga Minyak Dunia Menuju US$ 40)

Pemicu tren kenaikan harga minyak sejak organisasi negara-negara produsen minyak dunia atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) mencetuskan rencana untuk membekukan produksi minyak. Arab Saudi dan negara-negara penghasil minyak non-OPEC yang dipimpin Rusia akan menggelar pertemuan pada 17 April mendatang di Qatar, Doha. Mereka akan membicarakan kesepakatan pembekuan produksi minyak, sebuah langkah yang pertama kali akan dilakukan dalam 15 tahun terakhir. 

Halaman:
Reporter: Maria Yuniar Ardhiati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...