Waspadai Pilpres Amerika, Sri Mulyani: Indonesia Cukup Kuat

Desy Setyowati
8 November 2016, 18:40
Sri Mulyani
Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Indeks saham dan pasar keuangan dunia tengah menanti pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat, yang akan berlangsung Rabu (9/11) dinihari nanti. Indeks bursa saham global sempat naik dan gejolak nilai tukar mereda setelah Hillary Clinton unggul dalam poling opini terbaru. Namun, pelaku pasar tetap bersikap menyikapi hasil pilpres tersebut karena Clinton bersaing ketat dengan Donald Trump.

Menanggapi kondisi tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyatakan, Indonesia cukup kuat menghadapi sentimen negatif di luar negeri. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,04 persen pada kuartal III lalu terhitung tinggi dibandingkan negara-negara lain yang pasarnya juga tengah berkembang (emerging market).

“Indonesia enggak termasuk kelompok negara yang rapuh,” katanya usai Rapat Koordinasi (Rakor) tentang Indonesia National Single Window (INSW) di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/11). (Baca juga: Clinton atau Trump, Siapa Paling Bahaya Bagi Bursa Saham?)

Menurut dia, selama pemerintah Indonesia konsisten menjelaskan kebijakannya dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, maka dampak dari sentimen negatif di luar negeri terhadap perekonomian domestik bisa diredam.

Sri Mulyani mengakui, masih ada catatan risiko pada ekonomi Indonesia lantaran lemahnya kinerja ekspor-impor. Untuk itu, ia menegaskan, pemerintah harus memastikan sumber pertumbuhan ekonomi lainnya yakni investasi, belanja pemerintah, dan konsumsi rumah tangga tetap tumbuh.

Ia pun memastikan realisasi belanja pemerintah akan meningkat pada kuartal IV ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi atau setidaknya sesuai target tahun ini sebesar 5,1 persen.

Guna meredam tekanan dari luar negeri, pemerintah akan meningkatkan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Tujuannya untuk mendorong kemampuan neraca dan permodalan industri keuangan sehingga lebih kuat dalam menghadapi berbagai tekanan. “Itu semua akan dilihat, bagaimana kami mencoba menetralisir dan memperkuatnya,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...