Revisi Rencana Listrik: Pembangkit Batubara Dominan, Gas Berkurang

Anggita Rezki Amelia
31 Maret 2017, 18:49
PLTGU Tanjung Priok
Arief Kamaludin|KATADATA
PLTGU Tanjung Priok

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah merampungkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2017-2026. Ada beberapa perubahan dalam rencana tersebut, salah satunya adalah berkurangnya porsi sumber energi berbasis gas dari 29,4 persen menjadi 26,6 persen untuk pembangkit listrik.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengatakan, pengurangan porsi gas karena ingin memberi ruang lebih besar untuk energi baru terbarukan (EBT). Hal ini sejalan dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang mengamanatkan bauran gas bumi minimal 23 persen pada 2025.

(Baca: Jonan Tambah Porsi Energi Baru Terbarukan untuk Proyek Listrik)

Dengan target tersebut, artinya harus ada penambahan kapasitas pembangkit berbasis EBT sebesar 3,9 Gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan. “Porsi gas kami kurangi untuk switch ke EBT," kata Nicke di Gedung MPR/DPR , Jakarta, Kamis (30/3).

Dalam RUPTL baru ini, porsi EBT meningkat dari 19,7 persen menjadi 22,6 persen. Peningkatan lainnya juga dialami batubara menjadi 50,4 persen dari sebelumnya 50,3 persen. Beberapa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) diganti menjadi PLTU Mulut Tambang dengan total kapasitas 7.300 MW. Sebagian pembangkit itu berada di Sumatera.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...