Beda dengan RI, Amerika Batasi Penggunaan Biodiesel

Yuliawati
Oleh Yuliawati
16 September 2018, 19:19
Kelapa Sawit
ANTARA FOTO/Rahmad
Pekerja merontokkan buah kelapa sawit dari tandannya di Desa Sido Mulyo, Aceh Utara, Aceh, Kamis (26/10).

Pemerintah Indonesia baru saja menerapkan kewajiban perluasan penggunaan biodiesel sebesar 20% untuk kalangan non-Public Service Obligation (PSO) mulai 1 September lalu. Rencananya pemeritah pun akan mengembangkan penggunaan biodiesel di atas 20%. Berbeda dengan Indonesia, Amerika Serikat saat ini masih membatasi penggunaan biodiesel tak melebihi 20% karena alasan lingkungan.

Biodiesel yang menggunakan bahan nabati berupa fatty acid methyl ester/FAME dari kelapa sawit dianggap menimbulkan polusi udara bila digunakan lebih dari 20%. Dari hasil kajian beberapa penelitian, biodiesel 20% atau lebih akan menimbulkan kadar NOx atau nitrogen oksida yang menyebabkan polusi udara.

"Campuran biodiesel lebih dari 20% menimbulkan dampak peningkatan kadar NOx," kata Stephanie Searle, peneliti The International Council on Clean Transportation (ICCT), di San Fransisco, California, pekan lalu.

(Baca juga: Menteri Rini Dorong PLN Gunakan Biodiesel 100%)

Stephanie membuat kajian dengan mengandalkan beberapa hasil penelitian, di antaranya US Environmental Protection Agency (2002), Hoekman & Robbins (2012), dan Singh, Korstad & Sharma (2012). Dampak NOx terlihat pula dalam bahan bakar nabati yang menggunakan kedelai.

Penelitian USA EPA menyebutkan biodiesel 20% menyebabkan kontribusi peningkatan Nox sebesar 2%. "Semakin tinggi campurannya, kadar NOx semakin tinggi," kata Stephanie.

Kadar NOx ini akan berkurang apabila menggunakan campuran diesel dengan kualitas yang bagus di antaranya dengan kriteria kadar sulfur yang rendah.

(Baca: Kementerian ESDM Keluarkan Aturan Kewajiban B20 dan Sanksinya)

Selain soal Nox, penggunaan biodiesel berbahan FAME mendapatkan sorotan karena perkebunan kelapa sawit terutama yang melalui proses pembukaan lahan baru dianggap berkontribusi besar terhadap peningkatan gas emisi rumah kaca. Padahal tujuan penggunaan bahan bakar alternatif pengganti fosil di Amerika bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Di samping itu, penggunaan biodiesel dengan kadar FAME yang lebih tinggi dikhawatirkan menimbulkan kerusakan mesin karena korosi yang ditimbulkan. Meski, kendaraan jenis terbaru lebih mampu menyesuaikan terhadap efek korosi ini. 

Penggunaan biodiesel berbahan FAME masih sangat terbatas digunakan di Amerika. Menurut catatan lembaga pemerintahan yang bertugas mengelola udara bersih di negara bagian California, Amerika Serikat, yakni California Air Resources Board (CARB atau ARB), campuran FAME dalam biodiesel hanya digunakan 7,5% di negara  bagian tersebut.

California merupakan negara bagian di Amerika yang paling progresif dalam menggunakan energi alternatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Lembaga ini mengembangkan berbagai alternatif penggunaan bahan bakar ramah energi seperti listrik dan renewable diesel. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...