Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi dan Sistem Keuangan Masih Terkendali

Rizky Alika
1 November 2018, 20:34
Bank
Agung Samosir | Katadata

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan kondisi perekonomian dan sistem keuangan di Indonesia pada triwulan III relatif aman meski dinamika ekonomi cukup tinggi. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi potensi tekanan. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi masih dalam kendali. Hal ini tercermin dari beberapa indikator yang menopang ekonomi. "Pertumbuhan ekonomi  terjaga di atas 5%, inflasi triwulan III rendah dan stabil, cadangan devisa memadai, dan volatilitas nilai tukar terkendali," kata dia dalam Konferensi Pers KSSK di kantornya, Jakarta, Kamis (1/11).

Dari sisi fiskal, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengecil. Bahkan, keseimbangan primer mendekati titik nol. Sampai dengan triwulan III 2018, realisasi pendapatan negara mencapai 69,26% atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 63,53%.

Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai 68,11% atau lebih tinggi dari capaian sebesar 64,45% pada tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, defisit anggaran tercatat sebesar 1,35% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

(Baca juga: Rem Utang, Penerimaan Perpajakan Digenjot Buat Belanja Negara)

Adapun langkah stabilisasi kurs rupiah terus dilakukan dengan mendorong perbaikan defisit neraca transaksi berjalan khususnya neraca perdagangan. Langkah yang dilakukan antara lain pengendalian kebutuhan impor proyek infrastruktur, implementasi kewajiban biodiesel B-20, perluasan cakupan produk yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) impor serta kenaikan tarifnya, serta peningkatan daya saing dan promosi ekspor.

Sejalan dengan upaya tersebut, di bidang moneter, Bank Indonesia (BI) menyatakan telah dan akan memperkuat bauran kebijakan yang konsisten untuk menurunkan defisit transaksi berjalan guna membantu stabilisasi kurs rupiah. Maka itu, BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin sepanjang tahun ini menjadi 5,75%.

BI juga telah mengaktifkan transaksi valuta asing (valas) berjangka Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) untuk mendukung stabilisasi kurs rupiah. "Mulai hari ini transaksi DNDF sudah berjalan dan sekitar 30 bank sudah signing," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Di hari pertama transaksi, Perry menyebut pasokan dan permintaan bagus, sehingga kurs rupiah yang terbentuk di pasar DNDF bagus, bahkan diikuti NDF luar negeri. Kurs rupiah di pasar harian (spot) juga terpengaruh secara positif. “Jadi ada konvergensi, jumlah supply demand jalan dan ada kovergensi domestik (DNDF) dan spot mengarah ke lebih menguat,” kata dia.

(Baca juga: Tekanan Kurs Rupiah Berlanjut, Bagaimana Kecukupan Cadangan Devisa?)

Penguatan bantalan cadangan devisa juga terus dilakukan BI. Pada rangkaian pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank di Bali, BI dan otoritas moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore) melakukan kerja sama bilateral swap and repo arrangements setara US$ 10 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...