Lawan Kampanye Hitam, Mendag Promosikan Sawit RI di AS
Menteri Perdagangan Enggartisto Lukita mempromosikan minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia dalam salah satu agenda kunjungannya ke Amerika Serikat. Dalam pembukaan Indonesia Palm Oil Frorum yang digelar di Negeri Paman Sam tersebut, Mendag menjawab sejumlah kritikan terkait sawit sebagai ancaman bagi lingkungan.
Enggar menekankan pentingnya perdagangan yang adil terhadap CPO Indonesia. "Kami minta untuk menghapus praktik perdagangan diskriminatif dan tidak adil yang merugikan sektor minyak kelapa sawit karena kepentingan komersial yang restriktif dan kebijakan yang keliru,” kata dia dalam keterangan resmi dari Washington DC, AS, Sabtu (19/1).
Untuk menangkal isu negatif ekspansi perusahaan sawit terhadap lingkungan, Enggar juga menjelaskan pemerintah berkomitmen melakukan pengelolaan sawit berkelanjutan berbasis lingkungan melalui sejumlah langkah, seperti meluncurkan Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO) pada 2011 dan sertifikasi ISPO pada 2015. Saat ini, ISPO juga dalam tahapan perbaruan supaya lebih lebih efektif.
(Baca: Stok Minyak Nabati Tinggi, Ekspor Sawit November Turun 4%)
Selain itu, pemerintah sudah mengadopsi moratorium eksploitasi lahan gambut pada 2011. Kemudian, moratorium juga diperluas sehingga mencakup semua jenis pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit baru.
Pada 2015, ada juga kebijakan Instruksi Presiden tentang moratorium dan peningkatan pengelolaan hutan primer dan lahan gambut. Selanjutnya, pemerintah juga mendirikan Badan Restorasi Lahan Gambut setahun setelahnya.
Selain itu, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 8 tentang Penundaan dan Evaluasi Izin Perkebunan Kelapa Sawit dan Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit pada 19 September 2018.
(Baca juga: Penerapan Energi Terbarukan Berpotensi Gerus Kontribusi Ekspor Sawit)