Surat Perpanjangan Kontrak Blok Masela Akan Diteken Akhir Juni
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kontraktor Blok Masela, Inpex Corporation dan Shell Indonesia, akan mendapatkan perpanjangan kontrak bagi hasil (PSC) selama 27 tahun. Perpanjangan kontrak yang terdiri dari tujuh tahun amandemen kontrak eksisting dan perpanjangan kontrak selama 20 tahun.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto bilang pemerintah telah menetapkan keputusan perpanjangan kontrak Inpex dan Shell di Blok Masela. "Segera diberikan, sudah ditetapkan, tinggal diberikan saja sih suratnya," ujar Djoko saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (17/6).
Rencananya pemerintah akan memberikan surat keputusan perpanjangan kontrak bersamaan dengan keputusan revisi rencana pengembangan (PoD) Blok Masela pada akhir Juni 2019."Kalau bisa barengan lebih bagus. Semoga bulan ini selesai," kata Djoko.
(Baca: Inpex Segera Ajukan Revisi PoD dan Perpanjangan Kontrak Blok Masela)
Dari dokumen yang didapat Katadata.co.id, naskah amandemen Kontrak Kerja Sama (KKS) terkait penambahan waktu tujuh tahun masih diproses oleh Direktorat Jenderal Migas. Nantinya amandemen kontrak ini akan ditandatangani oleh Menteri ESDM.
Sedangkan untuk perpanjangan kontrak selama 20 tahun baru diberikan jika Inpex dan Shell sudah mengajukan proposal perpanjangan kontrak kepada pemerintah. Hingga kini Inpex belum juga menyampaikan proposal perpanjangan kontrak dan revisi POD Blok Masela. Padahal perpanjangan kontrak bisa diajukan paling cepat 10 tahun sebelum kontrak Blok Masela berakhir pada 2028.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Inpex Corporation telah menandatangani pokok-pokok kesepakatan (HOA) rencana pengembangan Blok Masela di Jepang pada Minggu (16/6). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penandatanganan HOA menjadi titik penting bagi investasi hulu migas di Indonesia, khususnya pengembangan blok migas laut dalam di Indonesia bagian timur.
Dwi berharap pengembangan Blok Masela dapat membawa masuk investasi luar negeri yang cukup besar. Selain itu, pengembangan Blok Masela juga diharapkan dapat menciptakan efek berganda bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri dalam rangka mendukung perekonomian nasional.
"Ke depannya diharapkan iklim investasi di Indonesia akan semakin baik dan semakin kompetitif,” ujar Dwi dalam keterangan tertulis pada Minggu (16/6).
SKK Migas memproyeksi proyek Blok Masela akan menelan investasi sekitar US$ 18 miliar - US$ 20 miliar. Nantinya Blok Masela akan memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun dan gas pipa sebesar 150 mmscfd pada 2027.
(Baca: SKK Migas dan Inpex Teken Kesepakatan Pengembangan Blok Masela)