Sentuh Rp 13.877 per dolar AS, BI Optimistis Rupiah Akan Terus Menguat
Nilai tukar rupiah menguat 1,54% ke level Rp 13.877 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot sore, hari ini (5/6). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis mata uang Garuda akan terus menguat.
"Hari ini sudah di bawah Rp 14 ribu per dolar AS. Apakah akan menguat lagi? Ya," ujar Perry saat konferensi pers secara virtual, Jumat (5/6).
Perry menjelaskan, rupiah berpotensi terus menguat karena inflasi dan tren suku bunga yang rendah. Selain itu, defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) terus menurun. Aliran modal asing juga terus masuk, sehingga mendukung penguatan rupiah.
(Baca: BI Catat Aliran Modal Asing Masuk Lewat SBN Tembus Rp 7 T Pekan Ini)
BI mencatat, aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Tanah Air tembus Rp 7 triliun pada pekan pertama Juni. Dana dari investor asing ini masuk melalui portofolio Surat Berharga Negara (SBN).
Perry menuturkan bahwa tren aliran modal asing masuk ke Tanah Air semakin membaik. "Pada minggu pertama Juni sudah Rp 7,01 triliun," katanya.
Di sisi lain, indikator premi risiko Indonesia atau Credit Default Swap (CDS) menurun. Saat ini, CDS Indonesia berada di level 126. "Memang masih tinggi, namun saat Covid-19 merajalela sempat menyentuh 245 dan sebelum pandemi di antara 66-68," ujar dia.
(Baca: Paling Perkasa di Asia, Rupiah Sentuh Level Rp 13.885 per Dolar AS)
Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia menguat pada sore, hari ini. Dikutip dari Bloomberg, dolar Singapura naik 0,36%, dolar Taiwan 0,41%, won Korea Selatan 0,95%, peso Filipina 0,36%, yuan tiongkok 0,26%, ringgit Malaysia 0,24%, dan baht Thailand 0,27%.
Sedangkan yen Jepang melemah 0,11%. Lalu, dolar Hong Kong dan rupee India stagnan.
Indeks dolar AS juga terpantau naik 0,11% ke level 98,79. Mata uang Negeri Paman Sam itu menguat 0,04% terhadap euro dan 0,19% dari franc Swiss.
(Baca: Rupiah Menguat ke 14.075/US$ Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS)