Bakal Didepak dari Bursa AS, Perusahaan Tiongkok ‘Pulang’ ke Hong Kong

Happy Fajrian
17 Juni 2020, 17:08
tiongkok, amerika serikat, perusahaan tiongkok di as, hong kong
xPACIFICA/Getty Image
Suasana New York Stock Exchange, New York, Amerika Serikat. Tiga perusahaan teknologi asal Tiongkok yang melantai di Wall Street 'pulang' dan melakukan listing sekunder di Hong Kong.

Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang kian meruncing membuat perusahaan asal Negeri Panda yang melantai di Wall Street mulai melirik bursa saham Hong Kong. Setidaknya sudah ada tiga perusahaan teknologi asal Tiongkok di Wall Street yang 'pulang' dan melakukan pencatatan saham sekunder di bursa saham Hong Kong.

Dua perusahaan Tiongkok yang sahamnya mulai diperdagangkan di bursa saham Hong Kong bulan ini yaitu perusahaan raksasa gim NetEase Inc. yang memiliki kapitalisasi pasar senilai US$ 6,94 miliar, serta perusahaan e-commerce JD.com yang memiliki kapitalisasi pasar senilai US$ 90,17 miliar.

Sebelumnya pada November 2019, raksasa e-commerce Negeri Panda, Alibaba Group Holding Ltd., telah melakukan listing sekunder di bursa Hong Kong. Di New York Stock Exchange (NYSE) AS, Alibaba merupakan salah satu perusahaan Tiongkok dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di AS, yakni US$ 590,37 miliar.

“Netease baru saja listing minggu lalu, dan kami memiliki JD.com. Saya sedikit terkejut dengan IPO ini, apalagi dengan semua tantangan yang ada di sini. Mereka semua pulang, dan banyak yang ingin memiliki saham mereka,” kata pejabat eksekutif bursa dan kliring Hong Kong, Charles Li, seperti dikutip CNBC International, Rabu (17/6).

(Baca: Perusahaan Tiongkok Didepak dari Bursa AS, Ini Efeknya ke Wall Street)

Adapun NetEase berhasil meraup dana segar sebesar HK$ 21,09 miliar atau sekitar US$ 2,7 miliar dari listing sekundernya di Hong Kong. Sementara saham JD.com baru akan mulai diperdagangkan di bursa Hong Kong Kamis (18/6).

Sementara Alibaba ketika listing di bursa Hong Kong November tahun lalu berhasil meraup HK$ 13,4 miliar. Li mengungkapkan bahwa meski baru melantai di Hong Kong beberapa hari, arus transaksi sahamnya berpindah cukup tinggi dari Wall Street.

Analis pun memperkirakan akan semakin banyak perusahaan Tiongkok yang ‘pulang’ ke Hong Kong seiring meningkatnya ketegangan dengan AS. Terbaru, Senat AS telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang dapat melarang perusahaan Tiongkok melantai di bursa saham AS.

Pasalnya salah satu aturan dalam RUU tersebut yaitu perusahaan “ tidak dimiliki atau dikendalikan oleh pihak asing”, dan harus bersedia diaudit oleh regulator selama tiga tahun berturut-turut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...