Kualitas Udara Jabodetabek pada 2021 Belum Membaik

Image title
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
2 Maret 2022, 14:05
Nafas-Bicara udara
Katadata

Di masyarakat Jabodetabek terjadi mispersepsi bahwa udara pagi lebih baik dibanding waktu lain. Mungkin karena dianggap udara masih terasa sejuk, kondisi lalu lintas masih sepi, dan minim polusi udara.

Tak mengherankan bila animo masyarakat berolah raga besar pada pagi hari (sekitar jam 04.00-09.00 WIB), termasuk saat pandemi Covid-19.

Padahal berdasarkan hasil riset Nafas sepanjang 2021 menunjukkan, AQI Jabodetabek pada pagi hari antara jam 04.00-09.00 WIB masih cukup tingg, yaknii sekitar 100-160, yang menunjukkan kualitas udara relatif tidak baik.

Ini artinya, pagi hari bukan waktu terbaik untuk berolahraga. Justru saat itu masyarakat di Jabotabek disarankan tidak melakukan aktivitas di luar rumah.

Menurut Prabu Setyaji, Data Scientist dari Nafas, bagi seseorang yang berumur antara 35-45 tahun yang berolahraga pada pagi hari saat kadar PM2.5 > 26 µ/m3  justru berbahaya karena berisiko menimbulkan penyakit jantung.  Sebagai catatan, ambang batas aman menurut WHO (2021) adalah PM2.5 = 5 µ/m3.

“Bisa meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 33 persen untuk mereka yang berusia 30-45 tahun,” ujarnya seraya menyebutkan bahwa kualitas udara paling baik di Jabodetabek terjadi pada jam 14.00 WIB.

Dia menambahkan, kualitas udara semakin membaik ketika terjadi hujan besar, terlebih jika disertai angin kencang.

Sementara Community Manager Bicara Udara Novita Natalia mengatakan, hasil riset Nafas yang menunjukkan bahwa masih banyak salah kaprah dari masyarakat terkait kualitas udara beserta mitos-mitos yang selama ini sering didengar. Hal ini menunjukkan makin kebutuhan edukasi mengenai isu kualitas udara. 

Sebab, literasi kualitas udara yang rendah dapat memengaruhi cara orang beraktivitas. Dalam jangka panjang, hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan tubuh.

“Tentunya kita tidak ingin di masa depan mengalami masalah pada paru-paru, atau masalah kesehatan yang lainnya,” kata Novita seyara menambahkan riset tersebut sekaligus menjadi indikasi betapa pentingnya meningkatkan pengetahuan masyarakat agar upaya bersama untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik bisa terwujud.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...