Transisi ke Tambang Bawah Tanah, ESDM Minta Freeport Gunakan SDM Papua

Happy Fajrian
22 Desember 2019, 12:55
freeport indonesia, kementerian ESDM, sdm,
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua.

Sementara itu,  Arifin juga menyoroti kelanjutan proses produksi  Freeport  yang akan dilakukan di tambang bawah tanah. Dia menyarankan agar perusahaan mengurangi risiko yang bisa menghambat produksi.

Salah satunya hambatan yang menjadi tantangan terbesar adalah terkait pemisahan air dengan dalam proses penambangan (wet max). "Saya percaya dengan kemampuan Freeport yang sudah berkecimpung lama di dunia pertambangan," kata Arifin.

Mulai  2020 sampai dengan 2023 Freeport akan melakukan penambangan bawah tanah, menggantikan Grasberg open pit, di wilayah DOZ, Big Gossan, DMLZ dan Grasberg Block Cave. Volume penambangan bawah tanah yang direncanakan pada 2020 sebesar 96 ribu ton/hari, 2021 sebesar 160 ribu ton/hari, 2022 sebesar 216 ribu ton/hari, dan 2023 sebesar 217 ribu ton/hari.

Saat ini, Freeport memiliki 6 (enam) blok/prospek dengan volume tambang sebesar 2.756.729 kilo ton dengan kadar rata-rata Cu (tembaga) 0,67%; Au (emas) 0,59 gr/ton; dan Ag (perak) 3,51 gr/ton. Sedangkan cadangan sebesar 1.869.083 kilo ton dengan kadar rata-rata: tembaga 1,03%; emas 0,79 gr/ton dan perak 4,52 gr/ton.

(Baca: Bangun Smelter, Bumi Minerals Jajaki Kerja Sama dengan Freeport)

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...