Indika Energy Targetkan 25% Pendapatan dari Bisnis Non-Batu Bara

Martha Ruth Thertina
8 April 2019, 17:15
Logo Indika Energy tengah menjajaki peluang-peluang bisnis di luar batu bara.
Arief Kamaludin|Katadata
Logo Indika Energy tengah menjajaki peluang-peluang bisnis di luar batu bara.

Sementara itu, Indika masuk ke bisnis tambang emas lewat akuisisi 19,9% saham perusahaan tambang asal Australia Nusantara Resources. Akuisisi dilakukan lewat mekanisme private placement pada akhir 2018 lalu. Nusantara menggunakan dana tersebut untuk pengembangan tambang emas Awas Mas, Luwu, Sulawesi Selatan.

Tambang emas dengan cadangan sebesar 1,2 juta ounce emas tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada 2021 atau 2022. Produksi emas ditargetkan sebesar 100 ribu ounce dalam setahun, sehingga umur tambang diperkirakan sekitar 10 tahun.

Azis berharap masuknya Indika ke bisnis tambang emas bisa membuat kinerja perusahaan lebih stabil. “Kami pernah studi, harga emas dan batu bara sangat jauh bertolak belakang. Jadi semoga ini bisa menjawab volatilitas dari harga batu bara,” kata dia.

Kinerja Keuangan Indika Energy 2018

Sepanjang 2018, Indika mencatat laba inti sebesar US$ 168,4 juta (sekitar Rp 2,4 triliun) atau naik 78% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan itu dipicu optimalisasi operasi Kideco Jaya Agung serta langkah efisiensi biaya operasi.

Indika membukukan pendapatan sebesar US$ 2,9 miliar atau naik 169,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari pendapatan Kideco sebesar US$ 1,8 miliar.“Pendapatan Petrosea juga meningkat 69%,” demikian tertulis dalam siaran pers perusahaan, akhir Maret lalu.  

Sementara itu, beban keuangan perusahaan tercatat mencapai US$ 100 juta atau meningkat 30%. Hal ini karena bertambahnya beban bunga pada Senior Notes senilai US$ 575 juta yang terbit pada Oktober 2017 dan jatuh tempo pada 2024. Utang ini untuk membiayai akusisi 45% saham tambahan Kideco.

Meski laba inti positif, Indika mencatatkan adanya penurunan laba bersih. Bagian laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas turun 84,8%. Penyebabnya, saat Kideco dikonsolidasikan tidak lagi berkontribusi sebagai entitas asosiasi dan pengendalian.

Dengan perkembangan tersebut, perseroan membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 80,1 juta atau turun 76,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 335,4 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...