Kementerian ESDM: Penyaluran B20 Selama Januari-Februari Capai 99%

Image title
1 Maret 2019, 14:16
biodiesel
Arief Kamaludin | Katadata

Program pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% dalam solar atau B20, dalam dua bulan awal tahun ini menunjukkan keberhasilan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan penyaluran biodiesel 20%  selama periode 1 Januari-27 Februari sudah mencapai 99%. 

“Pokoknya B20 sukses 99% realisasi penyaluran dari target untuk Januari-Februari. Pak Menko apresiasi,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Sutijastoto usai Rapat Koordinasi (Rakor) Implementasi Mandatori B20 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (1/3).

(Baca: Selama 2018, Program B20 Hemat Devisa Rp 28,4 triliun)

Sementara mengenai pembahasan sanksi pelanggaran kewajiban B20 menurut Toto masih dalam tahap evaluasi. Setelah program ini berjalan 100%, pemerintah tak perlu lagi membahasnya dalam rakor tingkat menteri. Nantinya hanya tinggal Kementerian ESDM yang mengurusnya. Kemudian pemerintah akan fokus menjalankan kebijakan lanjutan, yakni program B30.

Ketua Pengurus Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan juga menyatakan penyaluran B20 sudah 99%. Dia belum bisa memastikan berapa besar total penyaluran B20 dalam dua bulan pertama tahun ini. Dia hanya memperkirakan penyalurannya dalam dua bulan sekitar 700 ribu kiloliter.

Jika mengacu angka perkiraan Aprobi, penyaluran B20 seharusnya tidak sampai 99%. Karena target penyaluran B20 tahun ini sebesar 6,2 juta kiloliter. Dari target tersebut, jika dirata-ratakan per bulan mencapai 500 ribu kiloliter atau 1 juta kiloliter dalam dua bulan. Sementara dalam dua bulan kemarin, perkiraannya hanya 700 ribu kiloliter.

(Baca: Terkendala Cuaca, Penyaluran Program B20 Januari Capai 89%)

Paulus mengungkapkan penyebab penyaluran B20 belum bisa 100% saat ini. Masih ada kesulitan dalam hal pengiriman, terutama untuk beberapa wilayah di Kalimantan. “Sebenarnya, B20 sudah terpenuhi semua. Tapi ada daerah perbatasan yang susah tercapai. Ada sedikit kesulitan di Kalimantan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

 Program B20 Menghemat Devisa

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan program B20 telah berhasil menghemat devisa negara sebesar Rp 28,4 triliun sepanjang 2018. Penghematan ini terjadi karena impor Solar berkurang, digantikan dengan bahan bakar nabati.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan selama tahun 2018, produksi biodiesel mencapai 6 juta kiloliter (KL). Capaian itu setara dengan 105% dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 5,7 juta kl.

Dari produksi tersebut, sebesar 4,02 juta kiloliter (KL) untuk program B20 baik subsidi maupun tidak, sisanya ekspor. “Jadi boleh dikatakan sesuai harapan kami," ujarnya. (Baca: KPK Temukan Potensi Korupsi Kebijakan B20)

Sementara itu, tahun ini produksi biodiesel ditargetkan 6,2 juta KL. Jika, target itu tercapai, penghematan devisanya bisa mencapai US$ 3 miliar.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...