Peringkat Utang Pertamina Terancam Turun karena Harga Premium Tak Naik

Arnold Sirait
16 Oktober 2018, 18:19
Spbu bbm
Katadata | Arief Kamaludin

Kondisi itu diperparah lagi dengan kenaikan harga BBM nonsubsidi. Perbedaan harga BBM nonsubsidi dengan yang diatur pemerintah seperti Premium bisa menambah kerugian di hilir. Ini karena akan ada peralihan konsumsi. 

Keuntungan dari sektor hulu akibat kenaikan harga minyak ini juga hanya menyelamatkan kerugian hilir dalam jangka pendek. Fitch memperkirakan EBITDA Pertamina tanpa dampak konsolidasi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan turun di bawah US$ 6 miliar selama 2018. Padahal, tahun 2017 bisa mencapai US$ 6,9 miliar.  

Itu akan berdampak juga pada peringkat utang Pertamina. “Profil kredit mandiri Pertamina dari 'BBB-' dapat melemah jika tidak ada peningkatan profitabilitas hilir, terutama mengingat program ekspansi besar. Arus kas operasional yang lemah cenderung menghasilkan pendanaan utang yang lebih tinggi dari investasinya, itu mengecilkan metrik kredit,” dikutip dari siaran pers Fitch, Selasa (16/10).

(Baca: Tiga Penyebab Jokowi Menunda Kenaikan Harga Premium)

Seperti diketahui, level BBB- adalah yang terendah dalam status layak investasi. Jika, rating itu diturunkan, Pertamina bisa menjadi tak layak investasi.

Fitch juga menilai dalam jangka menengah, penugasan dari pemerintah kepada Pertamina atas blok yang akan habis kontrak selama 24 bulan terakhir akan memperkuat operasi dan profitabilitas di hulu. Itu bisa mencerminkan dukungan implisit dari pemerintah.

Nantinya, peringkat Pertamina terus disesuaikan dengan Indonesia yang saat ini BBB Stable. Hal ini didasarkan pada penilaian Fitch tentang hubungan yang sangat kuat antara Pertamina dan negara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...