Kementerian ESDM Pastikan Belum Ada Perpanjangan Operasi Freeport

Image title
23 Juli 2018, 16:57
Freeport
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua.

Dalam kesepakatan itu, Inalum harus mengeluarkan duit sebesar US$ 3,85 miliar agar bisa memiliki 51% saham PT Freeport Indonesia. Perinciannya, US$ 3,5 miliar untuk membeli 40% hak kelola Rio Tinto, yang bisa dikonversi menjadi saham PTFI dan sisanya US$ 350 juta membeli 9,36% saham PT Indocopper Investasma yang nantinya juga akan terdelusi.

Target Tahun Ini

Head of Corporate Communications & Government Relations Inalum Rendi Witular mengatakan pembelian hak kelola Rio Tinto ini agar penerimaan negara dari Freeport tidak berkurang. Apalagi, Rio Tinto dan Freeport memiliki kesepakatan.

Kesepakatan itu berbunyi jika produksi mencapai level tertentu yakni sekitar 100 juta ton, maka perusahaan asal Britania Raya itu berhak memperoleh sebesar 40% pada tahun 2022. Sebaliknya, jika produksi tidak mencapai itu, Rio Tinto tidak mendapatkan apa pun.

Atas dasar itu, Pemerintah melalui Inalum harus membeli hak kelola Rio Tinto. “Apabila kami tidak menyelasikan masalah Rio Tinto, pendapatan negara akan jauh berkurang,” ujar dia.

Untuk sampai peralihan saham, Inalum masih harus melewati tiga perjanjian lagi. Ketiga perjanjian itu adalah exchange agreement yang meliputi ketiga pihak,. Kemudian stakeholder agreement antara PT Inalum dan Freeport McMoran dan purchase and sale agreement. 

(Baca: Inalum Harus Lewati Tiga Tahap Lagi Sebelum Kuasai 51% Saham Freeport)

Rendi optimistis, semua perjanjian itu bisa selesai secepatnya. "Dalam HoA memang tidak disebutkan kapan selesai, tapi semua perjanjian itu bisa dilakukan secara pararel. Kami berharap akhir tahun selesai," kata dia.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...