Pemerintah Usulkan Harga Minyak Naik 22% Jadi US$ 55 Tahun Depan

Anggita Rezki Amelia
8 Juni 2017, 16:09
Sumur Minyak
Chevron

Alhasil, jika ditotal lifting migas pada RAPBN 2018 sebesar 2.000 mboepd. Usulan ini lebih tinggi dibandingkan asumsi dalam APBN 2017 yang ditetapkan sebesar 1.965 mboepd. (Baca: Target Lifting Minyak 2018 Stagnan Berkisar 771.000 – 815.000 Bph)

Selain itu, pemerintah mengusulkan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada RAPBN 2018 sebesar 17,14 juta kiloliter (kl). Jumlahnya meningkat dibandingkan tahun ini yang sebesar 16,61 juta kiloliter. Perinciannya, volume minyak tanah tetap sebesar 0,61 juta kl,  dan solar 16,53 juta kl.

Menurut Wiratmaja, kenaikan volume solar subsidi pada tahun depan berdasarkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 6,1 persen. “Dengan proyeksi itu kami usulkan juga Solarnya akan naik," kata dia.

Adapun untuk subsidi elpiji, pemerintah mengusulkan dua opsi. Pertama, volumenya sebesar 3,740 juta ton. Skenario itu dengan catatan program subsidi elpiji  tepat sasaran dilakukan serentak sejak Februari 2018. (Baca: Tekan Subsidi, Pemerintah Kaji Harga Elpiji 3 Kg Naik Rp 3.000)

Namun jika program subsidi elpiji belum bisa terlaksana, pemerintah menjalankan skenario kedua. Skenario itu dengan menetapkan kuota elpiji subsidi sebesar 6,952 juta ton. Usulan pemerintah itu masih lebih rendah jika dibandingkan volume subsidi elpiji pada APBN 2017 yang mencapai 7,09 juta ton.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...