DPR Salahkan Freeport, Smelter Harusnya Selesai Dibangun 2014

Anggita Rezki Amelia
21 Februari 2017, 11:14
tambang freeport
www.npr.org

Menurut Gus Irawan, pemerintah dan Freeport harus bernegosiasi lebih lanjut selama masa transisi dalam enam bulan ini. Namun apabila tidak mencapai titik temu, ia mendukung pemerintah mengambil jalur terakhir, yakni arbitrase.  (Baca: Mulai Proses Arbitrase, Bos Freeport: Pemerintah Langgar Kontrak)

Ia mengatakan, pemerintah memiliki kekuatan menghadapi Freeport di sidang arbitrase. "Kalau saya melihatnya kuat, kan negara berdaulat, dan ini bukan keputusan sekarang," ujar dia.

Di tempat  yang sama, anggota Komisi VII DPR, Satya Widya Yudha, berpendapat jika Freeport bertahan dengan tidak mengubah KK maka harus patuh UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009, khususnya tentang pembangunan smelter yang harus selesai paling lambat 2014. "Dia harus mematuhi Pasal 170 yang sudah jelas-jelas dilanggar," kata dia.

Meskipun pemerintah siap dan masing-masing pihak memiliki kekuatan, Satya berharap arbitrase sebagai jalan terakhir. Alasannya forum arbitrase bisa memberikan efek negatif bagi Indonesia.  (Baca: Jonan Pilih Freeport Arbitrase Daripada Hembuskan Isu PHK)

Tapi jika tidak ada jalan lain, kedua belah pihak bisa menempuh jalur arbitrase. Bagi Satya, hal ini dapat memberikan kepastian hukum bagi investor. "Karena sikap pemerintah ditunggu investor lain, apabila Indonesia tidak bisa menegakkan UU yang dibuat sendiri, bisa dibayangkan kepastian investasi lain tidak menentu lagi," ucap dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...