Jokowi: 2019 Wilayah Jawa-Bali Butuh Tambahan Listrik 21 GW

Safrezi Fitra
10 Juni 2016, 16:54
Jokowi
Cahyo | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan
19 warga Desa Lontar, Tangerang, Banten, mengaku rumahnya belum mendapatkan listrik.

‎Saat itu juga, presiden memerintahkan kepada Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir agar dalam waktu satu minggu, 19 rumah tersebut sudah terpasang meteran listrik. Sofyan pun menyanggupi dan PLN akan menanggung semua biaya pemasangan.

Selain penerangan, kata dia, listrik juga diperlukan untuk membangkitkan roda ekonomi. Jika listrik tidak ada di desa dan di kampung maka usaha-usaha kecil, seperti penjahit dan usaha kerajinan lainnya tidak bisa berjalan secara optimal.

‎‎Listrik juga sangat diperlukan industri, seperti pabrik dan hotel. Investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia tentunya akan berpikir ulang bila tidak ada pasokan listrik.  “Pasti akan pindah ke daerah lain atau negara lain. Kalau pabrik nggak ada yang berdiri, industri nggak ada yang berdiri, anak-anak muda kita akan kerja dimana. Betapa pentingnya listrik," ujarnya.‎

Dia pun mengakui bahwa pembangunan pembangkit listrik tidak mudah, berkaitan dengan perizinan dan pembebasan lahan. Namun, saat ini pemerintah pusat dan daerah telah sepakat bekerjasama mengatasi krisis listrik. Sehingga masalah yang menghambat pembangunan pembangkit listrik akan bisa teratasi.

‎‎‎”Saya harapkan seluruh menteri dan Dirut PLN juga untuk sering turun ke lapangan untuk melihat masalah yang ada dan segera cepat diselesaikan," kata Jokowi. (Baca: Jokowi Minta PLN Bereskan Proyek Pembangkit Mangkrak)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...