PLN Ubah Syarat, Pertamina Ancam Mundur dari Proyek Listrik Jawa 1

Miftah Ardhian
22 Mei 2016, 10:00
Pembangkit Listrik
Arief Kamaludin|KATADATA

Selain itu, jika memang sejak awal ditentukan kebutuhan gas harus dipasok dari Tangguh, Pertamina tidak perlu menggandeng Total sebagai mitra konsorsiumnya. Pertamina cukup menggaet perusahaan konstruksi yang paling murah dan berkualitas, seperti Samsung. (Baca: Kisruh Listrik Nias, PLN Berkukuh Tunggu Hasil Audit)

Namun, Pertamina menghadapi beberapa kendala jika mundur dari proyek tersebut karena merupakan pemimpin konsorsium. Sementara dalam aturan PLN, pemimpin konsorsium tidak boleh berubah. Jika berubah maka konsorsium itu akan bubar. Artinya, Total dan Marubeni tidak bisa melanjutkan keikutsertaannya dalam proses lelang. “Jadi yang kasihan Marubeni dan Total, kalau masih ingin lanjut,” ujar Ginanjar.

Sebagai informasi, Proyek Jawa-1 merupakan pembangkit listrik terbesar yang menggunakan gas dalam program 35 gigawatt (GW). Kapasitasnya mencapai 2x800 megawatt (MW). Adapun kebutuhan gas untuk operasionalnya cukup besar yaitu 250 mmfcfd. Alhasil, proyek ini dapat memenuhi persyaratan megaproyek 35 GW, yaitu membangun pembangkit listrik tenaga gas sebesar 20 persen dari total program pemerintah tersebut.

(Baca: Proyek Listrik Molor, Sudirman: Presiden Evaluasi Manajemen PLN)

Pemenang lelang proyek ini memiliki masa konsesi selama 25 tahun sebelum pembangkit listrik tersebut diserahkan kepada negara dalam hal ini PLN.

Selain konsorsium Pertamina, ada delapan konsorsium lain yang mengikuti proses lelang Proyek Jawa 1. Yaitu, konsorsium EDF, Barito dan China Datang; Konsorsium China Ocean, Shanghai Electric, dan Toba Bara. Selain itu, Konsorsium Adaro dan Sembcorp; Konsorsium Sino Steel, Beijing, dan Air Indo; Konsorsium Mitshubishi, PJB, dan Rukun; Konsorsium Medco Energi, Mitsui, dan Medco Power; Konsorsium GCL, Bukaka, dan SEL. Yang terakhir Konsorsium YTL, Bumi, dan Pertiwi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...