LNG Global Kelebihan Pasokan, Proyek Masela Bisa Mundur hingga 2030

Image title
24 Juli 2020, 14:23
Ilustrasi, pengeboran minyak lepas pantai. Pengamat sektor hulu migas menilai pengembangan berpotensi mundur hingga 2030 karena kondisi pasar LNG global saat ini sedang oversupply.
Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi, pengeboran minyak lepas pantai. Pengamat sektor hulu migas menilai pengembangan berpotensi mundur hingga 2030 karena kondisi pasar LNG global saat ini sedang oversupply.

Sebelumnya, SKK Migas mengatakan tengah mengkaji ulang jadwal penyelesaian proyek Blok Masela. Alasannya, karena harga minyak global masih di kisaran level US$ 40 per barel.

Hal ini mempengaruhi jadwal penyelesaian Blok Masela, karena Inpex menghitung tingkat keekonomian proyek berdasarkan harga minyak US$ 60 per barel.

"Kami bersama Inpex terus review dan evaluasi mengikuti perkembangan terkini," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada Katadata.co.id, Jumat (3/7).

Belum lagi, rencana keluarnya Shell dari Blok Masela, dinilai bakal menambah kompleksitas pengembangan blok migas tersebut. Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, Shell telah melaporkan rencana melepas hak partisipasi di Blok Masela.

Seluruh prosesnya dilaksanakan secara bisnis bersama Inpex Corporation selaku operator blok tersebut. Meski demikian, Shell dan Inpex saat ini tengah mencari investor baru untuk Blok Masela.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...