Tak Hanya Nikel, Pemerintah Akan Genjot Hilirisasi Tembaga
Total sumber daya bijih tembaga yang dimiliki Indonesia saat ini mencapai 15,1 miliar ton dengan cadangan bijih tembaga sebesar 2,6 miliar ton. Konsumsi tembaga dalam 15 tahun terakhir meningkat tapi cadangannya menurun. Karena itu, perlu upaya besar untuk meningkatkan cadangannya. Salah satunya dengan meningkatkan kegiatan ekplorasi.
Saat ini terdapat 97 lokasi cebakan atau galian tambang yang berpotensi memiliki sumber daya atau cadangan tembaga yang terletak di 17 provinsi di Indonesia. Cebakan tembaga tersebut berlokasi di hampir semua jalur busur magmatik Sunda Banda, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera dan Papua.
Smelter Tembaga Freeport
Salah satu perusahaan yang berencana membangun smelter tembaga adalah PT Freeport Indonesia. Namun, operasional pabrik pemurnian mineral di Gresik, Jawa Timur itu kemungkinan tertunda satu tahun ke 2024 karena terdampak pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, penundaan terpaksa dilakukan karena pandemi corona telah menghambat jalannya proyek. "Kami belum dapat jawaban dari pemerintah ditolak atau diterima," ujar dia dalam diskusi secara virtual pada awal September lalu.
Hambatan utamanya adalah kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut terkena kebijakan pembatasan wilayah sehingga tidak bisa bekerja maksimal. Freeport memastikan pekerjaan visibility study, early work, dan front end engineering design (FEED) tetap berjalan.
Tony sebelumnya menyebut pembangunan smelter bukanlah proyek yang menguntungkan bagi perusahaan. Pasalnya, nilai tambah harga jual dari konsentrat tembaga menjadi katoda hanya 5%. Namun, pihaknya tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan proyek smelter sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batu bara (minerba).