Misi Mengganti Wujud Pembangkit Fosil Tua untuk Capai Bauran Energi

Image title
27 November 2020, 15:48
pltu, pltd, ebt, pembangkit listrik, energi baru terbarukan, esdm, bauran energi, emisi karbon
123RF.com/tomwang
Ilustras. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengubah pembangkit listrik fosil tua, seperti PLTU dan PLTD, menjadi energi baru terbarukan atau EBT.

Fabby berpendapat, dengan kondisi permintaan yang rendah akibat pandemi virus corona, maka pasokan listrik harus menyesuaikannya. Permintaan listrik kemungkinan akan melandai dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sedang mengkaji pengurangan atau penurunan PLTU. Langkah penurunan itu, menurut dia, sudah tepat, terutama untuk wilayah Jawa dan Sumatera.

Dengan perkiraan pertumbuhan listrik di Jawa-Bali sekitar 4% per tahun, maka tambahan kapasitas dalam lima tahun mendatang sekitar 3 gigawatt hingga 3,5 gigawatt per tahun. Untuk mengejar target 23% energi terbarukan, sebear 75% hingga 80% dari penambahan kapasitas tersebut harus berasal dari energi terbarukan.

Pemulihan PLTU Suralaya
PLTU Suralaya, Banten. (ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN)

Pembangkit PLTU Perlu Dikurangi

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, apabila mengacu pada rencana umum energi nasional atau RUEN, pembangkit yang harus berkurang adalah PLTU. Apalagi, Indonesia terikat komtimen penurunan emisi karbon dalam Kesepakatan Paris 2015.

Dalam kesepakatan itu Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbonnya sebesar 29% pada 2030. Penurunannya bertambah menjadi 41% apabila dengan dukungan internasional.

Tren dunia sekarang sudah mulai mengurangi penggunaan batu bara sebagai energi primer. Hal ini pun menjadi peluang Indonesia dalam menggenjot porsi bauran energi terbarukan. "Pemerintah juga dalam waktu dekat akan mengesahkan undang-undang energi baru terbarukan," katanya.

Lalu, peraturan presiden atau Perpres tentang harga listrik energi terbarukan akan segera terbit. Dengan kondisi ini, ia mengatakan energi bersih akan menjadi sumber utama bahan bakar masa depan.  Potensinya mencapai 400 gigawatt dan yang baru terpakai hanya 10%.

Rencana penggantian PLTU tua perlu persiapan matang karena menyangkut kepentingan banyak masyarakat. Sebaiknya, pemerintah mengganti dulu PLTD di wilayah terpencil.

Apalagi, pembangkit berbahan bakar batu bara biasaya memiliki kontrak antara PLN dan produsen swasta (IPP). Proses business to business harus diselesaikan dulu sebelum pembangkitnya diubah.

Penentuan lokasi menjadi penting. "Jangan sampai tanpa melakukan kajian. Begitu (pembangkit) diganti ternyata tidak cocok dan menimbulkan biaya di kemudian hari," ujar Mamit.

Mengacu pada Statistik PLN 2019, pada akhir Desember total kapasitas terpasang dan unit pembangkit perusahaan setrum negara itu mencapai 43.857 megawatt dan 5.987 unit. Sebanyak 69,24% dari kapasitas itu berada di Jawa.

Pembangkit bertenaga batu bara atau PLTU mendominasi dengan porsi 47,31%. Di bawahnya adalah pembangkit gas uap alias PLTGU sebesar 24,42% dan PLTD yang berkontribusi 8,42%. Untuk total kapasitas terpasang nasional, termasuk dari pembangkit sewa dan produsen swasta (IPP) mencapai 62.833 megawatt.

Indonesia memiliki sejumlah PLTU yang umurnya sudah di atas 15 tahun. Yang terbesar adalah PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Pembangkit ini sudah beroperasi sejak 1994 dan kapasitasnya sekarang mencapai 4.600 megawatt.

PLTU itu merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Untuk tahap pertama, pembangkitnya dikelola oleh PT International Power Mitsui Operation & Maintenance Indonesia, dengan PT Paiton Energy Company sebagai pemiliknya. Pembangkit tahap kedua dimiliki oleh PT Jawa Power, dengan PT YTL Jawa Timur yang mengoperasikannya.

Pembangkit listrik tenaga uap Suralaya di Banten usianya lebih tua lagi. Unit pertama pembangkit ini telah beroperasi sejak 1984. Sekarang telah berkembang menjadi tujuh unit dengan kapasitas 3.500 megawatt.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...