Susul Cina Kembangkan Logam Tanah Jarang, RI Bisa Bermitra dengan AS

Image title
14 Desember 2021, 15:06
logam tanah jarang
ANTARA FOTO/Anindira Kintara/Lmo/wsj.
Ilustrasi

Namun AS bisa menjadi opsi jika Indonesia ingin mencari mitra dalam mengembangkan potensi LTJ di dalam negeri. Sebab, Kementerian ESDM sebelumnya mengungkapkan bahwa Cina sebagai produsen logam tanah jarang terbesar dunia masih menutupi teknologi miliknya dalam memanfaatkan mineral langka ini.

Sementara, Indonesia memiliki potensi sisa hasil pengolahan mineral timah, yakni monasit, yang dapat diekstraksi menjadi logam tanah jarang.

"Cina tak terbuka karena mereka mencoba menciptakan industri produsen logam tanah jarang. Sehingga mereka bisa menguasai produksinya," kata Deputi Direktur Pengawasan Eksplorasi Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andri B. Firmanto, Senin (13/12).

Kementerian ESDM juga telah melakukan perhitungan jumlah kandungan monasit di wilayah Bangka pada tahun ini. Adapun setelah perhitungan tersebut selesai, dia berharap PT Timah dapat menjadi salah satu BUMN yang dapat mengumpulkan atau membeli monasit di Indonesia.

Selain itu, pemrintah juga telah membuat rencana aksi untuk pemanfaatan monasit dan Sisa Hasil Produksi (SHP) Timah. Misalnya, pada 2022 pemerintah berharap supaya PT Timah dapat memilih teknologi untuk mengolah monasit.

PT Timah juga diharapkan dapat melakukan konstruksi pembangunan fasilitas pengolahan untuk monasit dan sisa hasil produksi timah. Sehingga pada 2026 mendatang, BUMN tambang ini mampu memproduksi logam tanah jarang untuk pertama kali.

"Harapannya pada 2026 PT Timah bisa menciptakan nanti masuk di industri dirgantara dan sebagainya bisa dengan mudah," katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...