Pengembangan Logam Tanah Jarang Fokus pada Monasit yang Melimpah
“Produksinya masih dikuasai oleh Cina 62% dan faktanya cadangannya banyak di sana. Indonesia juga bisa ekstraksi untuk hasilkan logam tanah jarang. Kemenperin sudah menyiapkan peta jalan yang kuat agar investasi bisa masuk,” ujarnya.
Taufiek memaparkan, dalam kurun waktu 2022 hingga 2035, Pemerintah menargetkan pembangunan industri pemurnian monasit untuk menghasilkan monasit oksida yang dapat digunakan untuk industri keramik, katalis, cat anti radar, baterai NiMH, konduktor, dan magnet.
Sementara itu, Direktur Utama PT Timah, Achmad Ardianto, mengatakan pihaknya bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sejak tahun 2010 telah melakukan sejumlah penelitian untuk melakukan pengolahan monasit menjadi konsentrat monasit Karbonat, monasit hidroksida, dan monasit oksida.
Melalui prosedur cracking, PT Timah dan Batan sejauh ini telah menghasilkan 300 ton monasit hidroksida, namun belum bisa dimanfaatkan karena terkendala aturan dan ketersediaan pasar. “Sekarang ada 300 ton stok Monasit Hidroksida, siap untuk dikembangkan lebih jauh,” sambung Ardianto.