Kapasitas PLTU Batu Bara Global Turun 13% pada 2021, RI Malah Naik 9%

Happy Fajrian
27 April 2022, 16:27
pltu, batu bara
123RF
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara.

Sedangkan penggunaan batu bara harus turun 75% pada tahun 2030 (dari level 2019) agar dapat menahan kenaikan suhu global dibawah 1.5 derajat Celcius sesuai dengan Perjanjian Paris.

“Rencana pembangunan PLTU batu bara harus berhenti sekarang. Arahan dari laporan IPCC sudah jelas, hentikan pembangunan PLTU batu bara baru dan segera pensiunkan yang masih beroperasi di negara maju pada 2030, dan negara lain menyusul setelahnya,” kata Flora Champenois dari Global Energy Monitor.

Lead Analyst dari Centre for Research on Energy and Clean Air, Lauri Myllyvirta mengatakan bahwa banyak negara berkembang yang sudah memangkas rencana mereka untuk membangun PLTU batu bara baru, dengan penurunan terbesar terjadi di India, Vietnam, Bangladesh, dan Mesir.

Negara maju telah mengumumkan rencana baru untuk penghentian batu bara dan pemensiunan PLTU. Oleh karena itu negara dengan target nol emisi yang belum memiliki target penghentian batu bara harus lebih serius.

“Di Cina, rencana untuk pembangunan PLTU baru bara baru tetap diumumkan, idealnya, ambisi pemerintah Cina untuk meningkatkan produksi energi bersih pada 2025 berarti harus dilakukan bersamaan dengan penurunan pengoperasian PLTU batu bara walau kapasitas meningkat. Jika rencana PLTU batu bara baru tidak dikontrol, maka overcapacity dapat menghambat dan mempersulit transisi energi di Cina,” kata Lauri.

“Dampak dari invasi Rusia ke Ukraina pada pasar energi global telah memperjelas situasi yang kita sudah ketahui – membangun PLTU batu bara baru adalah kesalahan yang mahal,” kata Leo Roberts dari E3G.

Dia menjelaskan bahwa analisa menunjukkan bahwa banyak negara di dunia yang telah menyadari hal ini dan telah berpaling dari proyek PLTU batu bara baru, namun masih banyak yang belum mengikuti.

“Negara-negara ini masih mempertimbangkan proyek PLTU baru pada tahun 2022 dan secara terbuka menerima harga tinggi untuk konsumen, risiko aset terdampar, dan kerentanan energi untuk memperkuat ekonominya,” kata Leo.

Di sisi lain, laporan ini juga menggarisbawahi bahwa meski kapasitas PLTU dunia mengalami penurunan, jumlah listrik yang dihasilkan dari batu bara meningkat hingga 9% pada 2021. Meningkat 4 poin persetase dari penurunan pada 2020 sebesar 5% karena pandemi Covid-19.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...