Indonesia Lirik Limpahan Minyak Rusia, Berapa Banyak Pasokannya?
Namun, pangsa minyak mentah yang diambil India dan Cina telah merosot dalam beberapa bulan terakhir, setelah rekor tertinggi pada Mei ketika mencapai 45,4% porsi ekspor minyak Rusia. Saat itu, Rusia juga sedang berusaha keras mencari pembeli baru, setelah negara-negara Barat membatasi impor sebagai sanksi terhadap invasi Ukraina.
Selanjutnya pada Juni, Cina dan India menyumbang 45,2% dari ekspor minyak Rusia.
Minyak Rusia Tanpa Pembeli
Menyitir laporan S&P Global, selain ke Cina dan India, ekspor Rusia ke Belanda, Italia, dan Turki meningkat tajam pada awal Agustus. Impor ke tiga negara tersebut secara kumulatif naik 400 ribu barel per hari dibandingkan Juli lalu.
Ekspor minyak ke Belanda ini mendapatkan sorotan, terutama setelah sanksi Uni Eropa melarang sebagian besar aliran minyak Rusia pada awal tahun depan.
Adanya larangan Uni Eropa terhadap impor minyak Rusia, membuat sekitar 3 juta barel per hari minyak mentah dari Rusia dan produk yang diimpor Eropa pada Juni/Juli lalu akan membutuhkan pembeli baru.
Sebab, Jerman dan Polandia juga telah berkomitmen untuk menghentikan pengiriman melalui pipa utara Druzhba dari Rusia, sekitar 500 ribu barel per hari.
Akibatnya, S&P Global Platts Analytics memperkirakan produksi minyak mentah dan kondensat Rusia akan turun 1,2 juta barel per hari antara Juli hingga Januari 2023. Menjadi sekitar 1,5 juta barel per hari, jumlah ini berada di bawah volume sebelum terjadinya konflik di Ukraina.
"Pada awal 2023, hampir 3,5 juta barel per hari minyak mentah dan produk yang masih mencapai Eropa harus dialihkan ke tempat lain, sementara ketersediaan kapal tanker akan ditekan sanksi Barat," ujar kepala penasihat geopolitik Platts Analytics, Paul Sheldon, seperti dikutip dari S&P Global, Selasa (23/8).