Pemerintah Diminta Tak Jiplak Hilirisasi Nikel dalam Program Bauksit

Muhamad Fajar Riyandanu
22 Desember 2022, 14:32
nikel, bauksit
ANTARA FOTO/Jojon/aww.
Aktivitas tungku smelter nikel di PT VDNI di kawasan industri di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022).

Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I, Ronald Sulistyanto, mendorong badan legislatif untuk merevisi peta jalan hilirisasi bahan mentah bauksit yang tertuang pada Undang-Undang Minerba Nomor 3 Tahun 2020. "Hilirisasi nikel beragam, beda dengan bauksit yang tunggal pada alumunia," kata Ronald saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Kamis (22/12).

Lebih lanjut, kata Ronald, kebijakan larangan eskpor bauksit mentah pada pertengahan tahun depan tidak diimbangi dengan pengadaan pabrik pengolahan mineral atau smelter. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran pasokan bijih bauksit yang tak bisa diolah.

Ronald mengatakan fasilitas pemurnian smelter di dalam negeri belum cukup untuk mengolah seluruh produksi bijih bauksit yang ada. Menurut catatan APB31, ada 28 perusahaan yang aktif dalam kegiatan penambangan bijih bauksit dengan capaian produksi rata-rata 2 juta ton per tahun. "Produksinya mirip-mirip tiap tahun," ujarnya.

Kondisi suplai bijih bauksit yang tak terserap dinilai bisa menimbulkan kerugian berlipat. Alasannya, para pelaku usaha rata-rata mengeluarkan belanja modal senilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 18,6 triliun per tahun. Pendanaan ini umumnya digunakan untuk mengolah 6 juta ton bijih bauksit menjadi 2 juta ton alumina per tahun. "Kendala pada masalah penyerapan. Jika terhambat akan banyak orang yang akan menganggur akibat berhenti produksi," kata Ronald.

Sejauh ini, pemerintah mengatakan baru ada empat smelter bauksit eksisting dengan kapasitas olahan alumina mencapai 4,3 juta ton setiap tahunnya. Adapun Kementerian ESDM menargetkan tambahan 9 smelter bauksit akan beroperasi pada tahun 2023.

Menurut Ronald, target pemerintah untuk dapat mendirikan 9 smelter bijih bauksit itu relatif sulit tercapai. Selain kebutuhan dana yang tinggi, sumber pendanaan atau pinjaman untuk pembangunan smelter bijih bauksit terbilang sulit.

"Pendanaan sulit. Punya pemerintah pun belum selesai apalagi yang punya swasta. Rata-ratas masih 23%, 25%. Mungkin yang bisa selesai hanya punya ANTAM," ujar Ronald.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...