Jokowi Setop Ekspor Bijih Bauksit, Pengusaha Khawatir Pasokan Mubazir

Muhamad Fajar Riyandanu
23 Desember 2022, 11:01
Foto Ilustrasi Bauksit
123RF
Foto Ilustrasi Bauksit

Selanjutnya, pemerintah juga mengatakan ada empat smelter yang sedang dalam tahap pembangunan dengan kapasitas produksi per tahun mencapai 4,98 juta ton per tahun. Jika semua rampung, akan ada 20 smelter yang siap mengolah bauksit.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan, dari delapan smelter yang disiapkan tersebut, masih bisa dibangun 12 smelter lain. "Ketahanan dari cadangan bauksit kita antara 90-100 tahun," katanya di Istana Merdeka, Rabu (21/12).

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) hingga Juni 2022 mencatat Indonesia memiliki pabrik pengolahan bijih bauksit dengan keluaran smelter grade alumina (SGA), yang dimiliki PT Well Harvest Winning Alumina Refinery dan PT Bintan Alumina. Kedua smelter dengan kapasitas input bijih bauksit mencapai 12,5 juta ton itu dapat memproduksi olahan bauksit mencapai 4 juta ton setiap tahunnya.

Sementara itu, smelter dengan keluaran chemical grade alumina (CGA) milik PT Indonesia Chemical Alumina dengan kapasitas input bijih bauksit mencapai 750 ribu ton. Smelter tersebut dapat menghasilkan olahan bauksit sebesar 300.000 ton.

Kemudian, terdapat satu smelter pengolahan produk lanjutan bauksit menjadi aluminium, ingot dan billet yang dioperasikan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Smelter itu memiliki kapasitas output sebesar 345.000 ton.

Pada Rabu (21/12) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan larangan ekspor bauksit mulai Juni 2023. Kebijakan ini berlaku untuk bauksit dalam bentuk bijih hingga yang sudah menjalani proses pencucian atau washed bauxite.

"Mulai Juni 2023 pemerintah memberlakukan larangan ekspor bijih bauksit. Dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri," kata Jokowi dalam siaran pers di Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (21/12).

Kebijakan penyetopan ekspor bauksit ditujukan untuk menciptakan nilai tambah pada hasil komoditas yang dihasilkan dari produk tambah tersebut.

Kementerian ESDM juga pernah menghitung potensi tambahan nilai tambah dari proyek hilirisasi bauksit. Saat masih dalam bentuk bijih bauksit, harga jual di pasaran sekitar US$ 18 per ton. Harga jual akan meningkat usai bauksit dimurnikan menjadi alumina dengan harga jual US$ 350 per ton, dan berpotensi meningkat lagi jika diolah menjadi produk aluminum US$ 1.762 per ton.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...